BATAM (RP) - Dominasi kuota untuk pasokan produk holtikultura meliputi sayur-sayuran dan buah-buahan di Batam saat ini masih sangat tergantung atau didominasi impor.
‘’Hal tersebut dikarenakan pasokan produk domestik masih terkendala biaya transpotasi yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan pasokan produk holtikultura impor,’’ kata Kepala Balai Karantina Hewan dan Tumbuhan Kota Batam, Arinaung Siregar kepada RPG di ruangannya, Senin (7/10).
Namun demikian, dampak dari berlakunya Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No 86 tahun 2013 dan Peraturan Menteri Perdagangan 47 Tahun 2013 yang sama-sama menegaskan aturan pembatasan impor bagi produk holtikultura, menurut Arianung telah mampu menstimulasi para petani baik di Jawa maupun Sumatera untuk meningkatkan pasokannya ke Batam.
‘’Peningkatkan pasokan produk holtikultura domestik cukup meningkat dibanding tahun sebelumnya. Itu menandakan terapan kebijakan pembatasan impor menggairahkan produsen produk holtikultura domestik seperti di Sumatera maupun Jawa,’’ ujar Arianung.
Catatan Balai Karantina untuk impor tahun 2013 semester I menyebutkan dari 47 komoditas produk holtikultura konsumsi pada bulan Juli kecenderungan mengalami peningkatan pasokan yakni sebanyak 2.576.994 kilogram.
Komoditas bawang putih dengan pasokan terbesar pada bulan Juli sebanyak 508.637 kilogram, bawang merah sebanyak 54.000 kilogram dan cabai kering sebanyak 225,191 kilogram.
Kesemua komoditas tersebut memang saat ini masih bergantung pada pasokan impor sebab produsen domestik saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan tersebut.
Sementara itu, komoditi impor lain yang kebutuhan rutin pasar Batam dengan kuota tinggi di antaranya kacang matpel/hitam sebanyak 46.538 kilogram, kacang hijau 87.619 kilogram, kacang kedelai sebanyak 650.000 kilogram, kacang tanah sebanyak 337.500 kilogram dan korma sebanyak 104.500 kilogram.
Arianung mengingatkan bertambahnya impor produk hortikultura jelas akan memberikan tekanan pada produk petani.
Harga produk hortikultura petani akan tertekan karena umumnya produk impor mendapat subsidi impor dari negara asal sehingga harganya lebih murah.
Hampir setiap tahun secara berulang-ulang fenomena hancurnya harga produk hortikultura petani terjadi.
‘’Kita berharap gairah produsen lokal akan semakin menguat dengan kemandirian, apalagi aturan main mengenai pembatasan sudah ada. Tidak ada alasan tentunya untuk tidak meningkatkan produksi lokal meski masih ada kendala biaya transportasi,’’ kata Arinaung.(cr3/mng)