TANJUNGPINANG (RP) - Senin (6/8) merupakan jadwal rapat paripurna penyampaian Kebijakan Umum Anggaran (KUA) untuk, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah-Perubahan (APBD-P) 2012.
Namun, sejumlah anggota DPRD Kepri dibuat meradang, karena draft KUA APBD baru diserahkan jelang paripurna.
“Ini kebiasaan lama pemerintah, dimana mau menyerahkan yang namanya draf anggaran, selalu di menit-menit akhir. Masa hari ini (kemarin, red) mau dibahas, sejam yang lalu kami baru dikasih kopiannya,” ungkap anggota DPRD Kepri, Hendrianto.
Politisi asal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini meminta kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri, agar menghilangkan kebiasaan buruk menyerahkan draf anggaran tidak teapt waktu.
“Gimana kami mau membahas anggaran, kalau drafnya saja dikasih mendadak. Jujur saya secara pribadi tidak tahu seperti apa isi dan angka anggarannya. Baru dikasih, langsung paripurna. Ini kan lucu dan mengada-ada,” ulang Hendri dengan nada makin kesal dengan sikap Pemprov Kepri.
Dari penelusuran RPG, keterlambatan masuknya KUA APBD-P ke tangan para anggota ada dua versi. Yang pertama kerena keterlambatan dari pihak Pemprov Kepri, seperti yang disesalkan oleh Hendriyanto.
Sedangkan versi kedua, ada dugaan permainan sejumlah anggota DPRD Kepri, yang dengan sengaja menyembunyikan draf ini, dan baru dikeluarkan ketika di hari pelaksanaan paripurna.
Berbeda dengan kemarahan yang diperlihatkan Hendriyanto. Ketua Fraksi PPP Plus, Ahars Sulaiman menanggapi keterlambatan sampainya draf KUA APBD P 2012 ini dengan santai. Meskipun ia sendiri, tidak ingat pasti secara detail isi draf KUA APBD tersebut.
“Saya juga baru terima, dan yang saya tahu APBD-P Kepri hanya Rp143 miliar,” sebutnya.
Jumlah ini, kata Ahars, berasal dari beberapa sumber, diantaranya yang pertama dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sekitar Rp40,5 miliar, dana perimbangan berupa Dana Bagi Hasil (DBH) sekitar Rp102 miliar, dan lain-lain sekitar 75 juta.
Dengan demikian APBD Kepri tahun 2012 ini bisa menembus angka Rp2,39 triliun.
“Ini sudah akumulasi dari jumlah APBD Murni 2012 yang berkisar Rp2,250 triliun,” tukasnya mengakhiri.(fik/eca)