KOTA (RIAUPOS.CO) -- Siapapun bisa menjadi pegiat literasi, asal ada tekad, niat dan kemauan. Gerakan litarasi pun semakin banyak ditekuni. Seperti berliterasi dengan membuat rumah baca, taman baca bahkan pustaka bergerak.
Mencetuskan ide di bidang literasi pun dipikirkan matang-matang oleh mantan news anchor stasiun TV swasta nasional. Wan Aniska Ariyati, namanya. Ia terfikir membuat pustaka bergerak ketika melihat boks telepon berwarna merah yang kerap dijadikan latar belakang foto di London.
Sepulangnya dari London, ia pun mewujudkan mimpinya membuat pustaka bergerak.
Kini pustaka tersebut sudah beroperasi sejak empat bulan lalu. Pustaka tersebut mampir di car free day (CFD) setiap dua pekan sekali. Selain di CFD, pustaka bergerak akan mampir ke lapangan maupun ke tempat anak muda nongkrong di setiap libur maupun akhir pekan. Menurutnya, ide awal muncul dari keprihatinan, yang mana minat baca anak muda berkurang, dikarenakan asiknya dengan bermain telepon seluler.
‘’Ingin mengembangkan minat baca orang, sehingga anak muda mau membaca dan meminjam buku.
Seperti di Pekanbaru sendiri punya perpustakaan yang begitu besar dan lengkap agar bisa dijadikan modal ilmu pengetahuan,’’ jelasnya.
Katanya, karena anak muda menyukai sesuatu yang menarik, jadi terfikir untuk membuat pustaka bergerak berbentuk telepon boks yang berwarna merah. Sebab belum ada di Pekanbaru. ‘’Sistem jemput bola adalah modal utama. Sehingga dengan konsep instagramble semakin membuat orang untuk berbondong-bondong membaca buku dan juga berswafoto,’’ ucapnya. Kemudian, siapa saja bisa pinjam dan menyumbang buku.
‘’Bagi yang bukunya tidak dipakai ataupun tersimpan begitu saja bisa disumbangkan. Supaya teman-teman lainnya bisa membacanya. Bagi yang ingin meminjam, didata KTP dan nomor HP. Bisa meminjam selama dua pekan,’’ ucapnya.
Terdapat 200 buku siap untuk dibaca pengunjung. Berbagai macam jenis buku tersaji, seperti politik, agama, motivasi, anak-anak dan lainnya. Katanya, hampir sebagian besar buku koleksinya.(*3)