BATAM (RP)- Pengakuan itu salah satunya dilontarkan Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia Kepulauan Riau (PWI) Kepri, Marganas Nainggolan saat memberikan sambutan pada acara peluncuran buku Membaca Sani yang diprakarsai PWI Kepri. Menurut Marganas, perjalanan hidup HM Sani sebagai gubernur, pejabat, juga sebagai orang tua perlu ditiru.
Sifat penyabar gubernur juga hendaknya menjadi referensi generasi muda. ‘’Semangatnya melebihi usianya,’’ puji Marganas di BCS Mall, Batam, Rabu (3/7).
Ia juga mengapresiasi isi Membaca Sani yang tak melulu memuat kebaikan atau keberhasilan, melainkan juga sejumlah kritik. Karenanya, ujar Marganas, dia berharap dan berdoa HM Sani tetap sehat dalam memimpin Kepri yang sangat luas.
Di Jakarta blusukan tak sulit, di Kepri blusukannya dari pulau ke pulau menerjang ombak, itu luar biasa.
‘’Mudah-mudahan segala obsesi Pak Sani untuk memajukan dan menyejahterakan Kepri, bisa terwujud,’’ ujar Marganas.
Sementara HM Sani sempat terdiam sejenak, sempat terbata saat mengawali sambutannya usai menerima buku Membaca Sani.
Ada keharuan di wajahnya. Dan, ketika suasana kembali cair Sani mengakui dia sangat terharu menerima buku tersebut. Sekaligus menyampaikan apresiasi terhadap PWI dan semua wartawan penulis.
‘’Bukan karena isinya saja, tapi karena perhatian yang diberikan,’’ ucapnya.
Dalam kesempatan itu Gubernur HM Sani membuka sedikit rahasia kesuksesannya. Rahasia itu terungkap saat dia menyampaikan pesan kepada semua wartawan dan siapa saja, agar selalu belajar dan bekerja dengan hati.
‘’Apapun yang dilakukan dengan hati, hasilnya akan baik dan bagus,’’ ungkapnya.
Dia juga berpesan, agar berani bercermin pada diri sendiri. Itu berarti siap untuk menerima kritikan dan untuk meraih sukses harus siap menerima kritikan.
Karena itu, HM Sani menegaskan dia tidak antikritik. Diakuinya, sebagian dari kesuksesan yang diraihnya berkat kritikan-kritikan tersebut.
Masukan dan kritikan itu diakui Sani, menjadi masukan untuk perjalanan kepemimpinan Kepri ke depan. Wartawan menulis untuk menggugah karakter dan dijadikan Sani membangun hubungan relasi.
‘’Betul yang dikatakan Marganas Nainggolan. Tidak hanya bagus-bagus yang ditulis. Tapi yang tidak baik juga. Tanpa kita tahu penyakit kita, kita tak akan baik,’’ ujar Sani mengakhiri.
Acara diselingi lantunan lagu Semesta Cinta Sani yang dinyanyikan Yunus Suchari alias Yos. Lagu ini diciptakan Ketua PWI Kepri Ramon Damora bersama Yos.
Buku diluncurkan dengan menggunakan robot yang membuka selubung. Dan, robot helikopter yang membawa buku ke arah Ramon. Yang selanjutnya diserahkan Ramon ke HM Sani.
Ramon Damora menyebutkan, buku ini sementara dicetak dengan edisi terbatas, 1.000 eksemplar.
Buku ini sendiri memuat tulisan wartawan tentang figur Sani. Selain Ramon dan kawan-kawan, di antara penulis buku ini, ada General Manager Tanjungpinang Pos, Candra Ibrahim dan Wapimred Tanjungpinang Pos, Sigit Rahmat. Hanya saja, deretan penulis buku ini, yang tampil sebagian besar pimpinan dan jajaran elite media di Kepri.
‘’Kita tampilkan sudut pandang wartawan terhadap Gubernur. Termasuk kenangan kami atas figur yang ditulis,’’ ungkap Ramon.
Disebutkan melalui buku ini, wartawan dibebaskan menulis sesuai sudut. Ada di antara penulis yang menjadikan Sani sebagai sumber ingatan. Sumber ingatan sebagai birokrat yang cukup lama berkiprah di Kepri.
‘’Mungkin tidak begitu menarik, tapi menarik karena beliau gubernur. Ada yang menulis ini, bekerja ibadah pemimpin dan bagaimana rakyat mencintai pemimpin,’’ bebernya.(gem)