BATAM (RP) - Desmon Lotter, 16, tewas di tangan ayah kandungnya, Johannes, 44, Kamis (4/7) pukul 02.00 dini hari. Ia (Desmon) adalah anak hasil pernikahan Johannes dengan istri pertama bernama Iyang dan sudah meninggal dunia. Desmon tewas setelah sekujur tubuhnya dihajar Johannes menggunakan sebatang kayu, tak lama setelah pulang kerumah dijemput Johannes sekitar pukul 00.30 WIB.
Warga yang tinggal di Kampung Bukit Tanjungriau ini tega menghajar anaknya hingga berujung kematian, karena mengaku sudah emosi dan kesal dengan ulah anak pertamanya itu. Menurut dia (Johannes), kenakalan anaknya sudah diluar batas kewajaran anak seusianya.
“Saya emosi, kalap, dan kelepasan karena melihat tingkah laku kenakalan anak saya yang diluar batas. Anak saya sudah sering mencuri uang ibunya di kedai dan sudah sering ketangkap warga mencuri di daerah lainnya seperti kawasan Tiban, sampai tak terhitung berapa kali anak saya sering kena hajar warga,” ujar Johannes kepada penyidik Polsek Sekupang.
Sebelum menghajar anaknya, Johannes terlebih dulu mengikat kedua tangan anak pertamanya itu menggunakan seutas tali rafia yang dikaitkan di tiang kedainya.
Setelah tangan terikat dan Desmon tak berdaya melawan, dengan leluasa Johannes mengayunkan tongkat kayunya ke sekujur tubuh anaknya. Mulai dari betis kedua kaki, punggung, kedua tangan, sampai atas yakni kepala bagian belakang dihujani pukulan tongkat kayu hingga sekarat dan mengucurkan darah segar.
Awalnya, sekitar pukul 11.30 WIB, Desmon yang sudah tiga hari tak pulang kerumah, mendadak mengirim pesan singkat ke ayahnya, Johannes. Isi pesan singkat yang dikirimkan ke ayahnya itu minta dijemput tak jauh dari rumahnya yakni di Seiharapan Jalan Beliung.
Johannes lantas menjemput anak pertamanya itu. Desmon lantas diajak pulang kerumah. Namun sampai rumah, kondisi Desmon menurut pengakuan Johannes didepan polisi, sudah lemah, jalannya sempoyongan, kepala belakang bocor mengeluarkan darah. Namun didepan penyidik, Johannes mengaku dan berani bersumpah bahwa kondisi kepala bocor anaknya itu bukan dipukulnya. Namun saat dijemput kepalanya sudah bocor mengeluarkan darah.
“Sumpah demi Tuhan bocornya kepala anak saya itu bukan karena saya pukul saat dijalan menuju pulang,” ujar Johannes.
Sampai rumah Johannes langsung memarkirkan kendaraannya. Johannes tak langsung masuk rumah, melainkan mengambil tali rafia yang tergantung di kedai miliknya yang berada persis disebelah rumahnya.
Tangan Desmon langsung ditarik dan diikat tali rafia yang langsung dikaitkan ke tiang penyangga kedai. Setelah kedua tangan anaknya itu terikat, Johannes mengambil sebatang kayu dan langsung menghujamkannya ke sekujur tubuh anaknya.
“Ampuun paak…ampuunn.. sakiit paak, nafasku sesak paak,” teriak Desmon saat itu yang ditirukan oleh Johannes sembari menitikkan air matanya.
Meski anaknya sudah meminta ampun dan kesakitan, Johannes tak juga menghentikan pukulannya. Justru pukulannya itu mengarah ke bagian yang vital yakni pinggang, punggung, pundak , kedua tangan dan terakhir kepala yang diakuinya dihantam hanya sekali saja disamping kiri.
Saiyah, ibu tirinya yang mengetahui suaminya menghajar anaknya itu langsung terbangun dan berusaha menghentikan perbuatan suaminya. Namun usaha yang dilakukan Saiya tak digubrisnya. Begitu tahu anaknya sudah dalam kondisi pingsan, Johannes menghentikan perbuatannya, melepas ikatan tali anaknya serta membuang tongkat kayu yang digunakan untuk memukul.
“Saya sudah berusaha melerai, tapi suami saya justru marah dan mendorong saya hingga saya terjatuh. Saya pun sempat mau dipukulnya juga.kata,” ujar Saiya didepan penyidik saat dimintai keterangan.
Tahu anaknya pingsan setelah dipukulinya, Johannes langsung mengontak adiknya untuk datang ke rumahnya membawa mobil. Desmon langsung dilarikan ke UGD RSOB-BP. Sampai di Rumah Sakit, belum sempat mendapatkan penanganan medis, dokter mengatakan Desmon sudah meninggal dunia.
Begitu dokter mengatakan anaknya sudah tak bernyawa, Johannes lantas membawa pulang kerumah. Bahkan Johannes sendirilah yang memandikan jenazah anaknya, sampai mengkafaninya.
Aksi penganiayaan Johannes terhadap anak kandungnya hingga berujung kematian diketahui oleh saksi mata yakni Roy Sitangga, sekuriti yang berjaga di PT PKM sebelah rumah korban di Tanjungriau.
Malam itu Roy sedang jaga malam, mendengar suara teriakan minta tolong dan kesakitan dekat tempatnya berjaga.
“Mendengar teriakan ada orang minta tolong, saya mencoba lah untuk mencari sumber suara teriakan itu. Begitu sampai depan kedai, saya melihat anak itu sudah dalam kondisi terikat di tiang posisi berdiri seperti orang lemas lagi tertidur kepala menunduk kebawah mengucurkan darah dan disebelahnya ada bapaknya juga lagi memegang batang kayu,” ujar Roy.
Menurut Kanit Reskrim Polsek Sekupang, Iptu Mangiring Hutagaol, Johanes diduga kuat sengaja menutupi jejak penyebab kematian anaknya itu.Pasalnya begitu saksi paginya pukul 05.00 WIB, melapor ke Polsek, dan polisi mendatangi rumahnya, jenazah Desmon sudah dimandikan dan sudah dikafani. “Saat ditanya oleh petugas kami, Johannes bilang anaknya tewas karena sakit,” ujar Mangiring.
Dari hasil olah tkp jenazah ditemukan tali pengikat, serta patahan batang kayu alat untuk memukul Desmon. Jenazah lantas dibawa kembali ke kamar jenazah di RSOB-BP untuk dilakukan visum.
“Dari hasil visum sementara, disekujur tubuh jenazah terdapat luka lebam bekas pukulan benda tumpul yang keras yang kami duga akibat penganiayaan” kata Mangiring. (Gas)