TANJUNGPINANG (RIAUPOS.CO) - Sebagai tindak lanjut dimulainya Sungai Carang sebagai salah satu destinasi wisata, Rida kembali menungkan sebuah gagasan yang brilian. Buktinya ia tidak ingin iven ini menjadi kegiatan tahun, namun kebesaran Sungai Carang harus terus dirasakan layaknya Kota Melaka yang terus menjaga kebesarannya.
‘’Festival Sungai Carang ini tidak boleh berhenti sebagai iven budaya, tidak boleh berhenti sebagai iven sejarah, dia harus berdiri sebagai iven wisata, dan berdiri menjadi ikon wisata bagi Kota Tanjungpinang. Mohon ijin pak Gubernur, kami akan melakukan MoU dengan Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Tanjungpinang. Ketiga pihak ini akan berupaya menjadikan Sungai Carang sebagai inspirasi bisnis,’’ jelasnya.
Dijelaskannya, jika tidak ada halangan dan ada modal dan mendapat izin dari Tuhan, bapak Gubernur akan melihat sebuah perahu akan berarak dari Anjung Cahaya mengitari Sungai Carang. Disana orang akan bisa menikmati makanan melayu seperti yang tersaji pada malam ini. ‘’Ade roti jale, batang buruk dan sebagainya. Hal itu harus wujud, walaupun hanya dengan sampan kolek. Selagi ade kemahuan, semua bise dilaksanakan,’’ jelasnya dengan loghat Melayu.
‘’Saye bersama Batam Pos Grup akan sedaye upaye untuk mewujudkan itu. Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan untuk susksesnya kegiatan ini,” ujar Rida.
Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmasnyah, menyambut baik gagasan yang disampaikan Rida tersebut. Dikatakannya, hasil sepekan telah usai dilaksanakan ini merupakan tekad dan keinginan besar Chairman Riau Pos Grup Rida K Limasi. Menurutnya ini akan menjadi objek wisata dan mudah-mudahan pada kesempatan tahun yang akan datang akan melakukan koordinasi dengan Pemprov Kepri dan Batam Pos Grup.
“Insya Allah FSC ini menjadi agenda budaya dan wisata di Kota Tanjungpinang. Memang antusias elemen masyarakat sudah terlihat dan terlibat dalam FSC.Untuk saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut mensukseskan FSC ini. Mudah-mudahan ini menjadi momentum wisata dan budaya bagi Kota Tanjungpinang kedepannya,” ujar Lis.
“Batang arang dibelah-belah. Arang didapat dipulau Pinang. Festival Sungai Carang usailah sudah. Semoga menjadi Agenda tetap Kota Tanjungpinang,” tutup Lis dengan pantun.
Sementara itu, Gubernur Kepri, Muhammad Sani, memberikan jaminan kalau FSC ini akan terus dilaksanakan pada tahun-tahun hadapan. Ia menilai meskipun persiapannya hanya dalam waktu dua bulan, namun rangkaian demi rangkaian yang dilaksanakn sudah berjalan dengan baik. Hal itu terlaksana karena adanya kerja keras, dan semangat kebersamaan.
“Saya tahu persis, persiapan hanya dua bulan. Namun karena kebersamaan dan persatuan kegiatan ini bisa terlaksana dengan baik. Walapun masih banyak kekurangan,namun karena keberanian untuk melakukan itu, kegiatan ini bisa terlaksana. Kegiatan ini menjadi nilai tambah,sehingga bisa meningkatkan agenda pariwista. Sungai Carang menjadi tujuan wisata, mulai dari dalam atau. Gurindam 2012 bukan sebatas dibaca, tapi harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-sehari," ujar Gubernur.
Sani, juga mengatakan ada pelajaran yang bisa dipetik dari perjuangan Raja Haji Fisabilillah (RHF) dengan bersenjatakan tombak,namun karena semangat dan kebersamaan, persaudaraan bisa mengalahkan penjajah. “Oleh karena itu jadikan momen ini untuk kita meningkatkan persatuan, dan kebersamaan. Sehingga negeri ini akan semakin maju,” tukas Sani.
Rangkaian penutupan FSC 2014 berlangsung semarak, karena antusiasnya masyarakat Tanjungpinang yang memadati Pelatran Gedung Daerah Tanjungpinang. Kegiatan penutupan diawali dengan penampilan musik senja dan orkestra yang dibawakan oleh Mahasiswa Sekolah Tinggi Seni Riau yang mementaskan operasi Bulang Cahaya karya Rida K Liamsi. Selain itu juga orkestara tersebut dikolaborasikan dengan fashion show dari Sanggar dibawah binaan Pemko Tanjungpinang.(rpg)