DIIKUTI 2,6 JUTA GURU

Ujian Kompetensi Jangan Ganggu Aktivitas Mengajar

Pendidikan | Rabu, 04 November 2015 - 00:53 WIB

Ujian Kompetensi Jangan Ganggu Aktivitas Mengajar
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud, Sumarna Surapranata.

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pelaksanaan ujian akbar untuk seluruh guru, uji kompetensi guru (UKG), semakin dekat. Ujian tahunan ini bakal diikuti lebih dari 2,6 juta guru. Panitia dengan teliti menyusun penjadwalan ujian supaya tidak mengganggu jam pembelajaran.

Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud Sumarna Surapranata mengatakan persiapan penyelenggaraan UKG sudah final."Bahkan sudah ada sekolah tempat uji kompetensi (TUK) yang melakukan simulasi," katanya di Jakarta kemarin.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

UKG dilaksanakan mengadopsi sistem CAT (computer assisted test) untuk tes CPNS dua tahun lalu. Ujian masal ini dilaksakan mulai Senin pekan depan (9/11) hingga 27 November nanti.

Meskipun durasi UKG hanya 2 jam, Pranata mengatakan penataan jadwal giliran ujian harus teliti. "Kita tidak ingin ada bedol desa. Semua guru dari satu sekolahan keluar semua untuk UKG, itu tidak boleh," katanya. Pranata mengatakan kegiatan UKG ini tidak boleh mengorbankan jam pelajaran siswa.

Guru-guru yang di hari tertentu tidak ada jam mengajar, diprioritaskan untuk mengikuti UKG. Atau jika jarak lokasi UKG tidak jauh dari sekolah, guru yang mengajar pagi hari maka siang harinya baru mengikuti UKG.

Pejabat yang akrab disapa Pranata itu mengatakan pendataan atau verifikasi peserta UKG sudah ditutup. Hasilnya Kemendikbud menetapkan peserta UKG ada 2.611.095 orang guru. Di luar itu ada 14.297 orang guru yang belum diverifikasi karena dokumen administrasi tidak komplit.

Untuk menampung peserta UKG yang mencapai 2,6 juta orang itu, Kemendikbud membuat 4.032 unit TUK yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Dia menegaskan bahwa infrastruktur ujian berupa perangkat komputer tidak pengadaan baru. Tetapi menggunakan komputer yang biasanya dipakai untuk laboratorium di sekolah-sekolah.

Pranata kembali mengingatkan bahwa UKG tidak berdampak apa-apa kepada penghasilan guru."Di UKG juga tidak ada istilah lulus atau tidak lulus. Nilai sedapatnya berapa, ya sudah itu nilainya,"kata Pranata. Untuk itu dia berharap para guru tetap tenang menyambut UKG, tidak terpengaruh isu-isu negatif.

Pranata mengatakan memang benar Kemendikbud menetapkan target nilai minimal 5,5 (55). Namun jika ada guru yang mendapat nilai kurang dari 5,5 bukan berarti disebut tidak lulus UKG. Nilai ini hanya menjadi patokan bagi Kemendikbud untuk melakukan intervensi pengembangan kompetensi setelah UKG berlangsung.

Pranata juga meminta seluruh guru yang sudah mendapatkan kepastian lokasi ujian, untuk mengecek sebelum hari H. Sebab banyak guru yang lokasi UKG tidak di sekolah masing-masing. "Ada yang harus ke kota dulu untuk melakukan UKG," katanya.

Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti menuturkan, tidak bisa dipungkiri guru kaget bercampur resah menghadapi UKG ini. Sebab selama ini Kemendikbud belum pernah melakukan pembinaan kompetensi. "Setahun terakhir Kemendikbud fokus melakukan pelatihan, tetapi terkait Kurikulum 2013, jelas dia.

Dia berharap ketika UKG ini dijadikan ujian berkala setiap tahun, pemerintah pusat maupun daerah harus konsisten memberikan pelatihan kepada guru. Jika tidak, maka hasil UKG di masa-masa mendatang tetap sama saja. Pada akhirnya target Kemendikbud meningkatkan nilai hasil UKG setiap tahunnya sulit tercapai. Dia khawatir ketidaktercapaian itu lantas menuding guru tidak memiliki kompetensi.(wan)

Laporan: JPG

Editor: Fopin A Sinaga









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook