WORKSHOP JURNALISTIK STAIN BENGKALIS

Jangan Gunakan Jurnalisme untuk Membunuh Karakter

Pendidikan | Sabtu, 03 Desember 2022 - 19:01 WIB

Jangan Gunakan Jurnalisme untuk Membunuh Karakter
Ketua Jurusan STAIN Bengkalis Asruari Misda (empat dari kanan), Ketua Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Hikmah Muftiana MA (ketiga dari kiri) dan dosen berfoto bersama narasumber, Hary B Koriun (empat dari kiri) dan  Said Muhammad Iqbal (tengah) dalam Wokshop Jurnalistik di Era Digital yang  di STAIN Bengkalis, Jumat (2/12/2022). (STAIN BENGKALIS FOR RIAUPOS.CO)

BENGKALIS (RIAUPOS.CO) - Mewabahnya media massa, terutama daring (online), seharusnya dibarengi dengan tetap kuatnya sumber daya manusia (SDM) dan ketaatan pada asas jurnalisme yang benar. Jurnalisme jangan sampai digunakan untuk menyakiti orang atau membunuh karakter seseorang oleh para jurnalis.

Hal itu disampaikan Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), Prof Dr H Samsul Nizar MAg saat membuka acara Workshop Jurnalistik di Era Digital yang diselenggarakan Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) di STAIN Bengkalis, Jumat (2/12/2022). Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, 2-3 Desember 2022.


Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Jurusan STAIN Bengkalis Asruari Misda MA, Ketua Prodi KPI Hikmah Muftiana MA, Sekretaris Jurusan Reno Firdaus, dan beberapa dosen lainnya. Lebih 60 peserta mengikuti kegiatan yang menampilkan narasumber Hary B Koriun (Redaktur Pelaksana Riau Pos), T Said Muhammad Iqbal (RRI Bengkalis), dan Melvia Meifitri (Produser Kompas Tv) tersebut.

"Jurnalistik adalah pekerjaan yang mulia karena bisa digunakan untuk hal-hal yang baik. Bisa untuk menyampaikan ilmu pengetahuan kepada masyarakat, menyiarkan peristiwa, menyuarakan kritik yang membangun, dan sebagainya. Tetapi semua itu harus dilakukan sesuai aturan dan etika jurnalistik. Jangan sampai jurnalisme digunakan untuk membunuh karakter atau menyakiti seseorang. Tugas seorang jurnalis harus benar-benar memahami peristiwa atau permasalahan yang akan diberitakan," ujar Samsul yang membuka acara secara daring karena sedang bertugas di luar Bengkalis.

Samsul berharap, kegiatan yang ditaja lembaga yang dipimpinnya tersebut bisa membuka wawasan dan pemikiran para mahasiswa yang ikut dalam kegiatan tersebut, terutama dalam dunia jurnalistik. Menurutnya, mahasiswa harus paham bahwa jurnalistik bisa digunakan untuk dakwah Islam, sesuai dengan program studi yang didalami oleh mahasiswa.

"Dalam jurnalistik, benar harus dikatakan benar dan salah harus dikatakan salah, tetapi melalui proses jurnalistik yang benar, dan bukan karena fitnah," jelas Samsul lagi.

Ketua Prodi KPI Hikmah Muftiana MA menjelaskan, kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman jurnalistik kepada mahasiswa dari para praktisi jurnalistik yang sehari-hari berkutat dengan proses pencarian hingga penyiaran berita. Menurut Hikmah, mahasiswa perlu tahu pengalaman langsung dari para praktisi karena kenyataan di lapangan kadang tidak sama dengan teori yang didapatkan di kelas.

"Secara berkala kami menyelenggarakan kegiatan seperti ini agar mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung dari para jurnalis. Kami berharap para mahasiswa bisa menimba pengalaman mereka agar ketika nanti memang memilih karir sebagai jurnalis, sudah tahu gambaran apa yang ada di lapangan," jelas alumni Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Suska Riau tersebut.

Ketua Jurusan STAIN Bengkalis Asruari Misda MA, mengucapkan terima kasih kepada semua narasumber yang sudah menyampaikan hal-hal yang mungkin belum dipahami para mahasiswa. Menurutnya, hal-hal baru yang disampaikan tersebut bisa menjadi pintu bagi mahasiswa untuk memahami lebih dalam ilmu jurnalistik.

"Semoga kegiatan ini bisa membuka wawasan para mahasiswa tentang bagaimana jurnalistik ikut membangun masyarakat dan peradaban," jelas Asruari.

 

Laporan: Edwar Yaman

Editor: Edwar Yaman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook