Lis Menang dengan Modal Rp500 Juta

Pendidikan | Sabtu, 03 November 2012 - 08:39 WIB

TANJUNGPINANG (RP) - Kemenangan pasangan Lis Darmansyah-Syahrul bukan kebetulan semata, ada hal lain yang memang sudah dimulai beberapa tahun sebelum pelaksanaan Pilwako yang digelar.

Rajin turun ke warga saat mengenakan baju wakil rakyat membuat pasangan ini tak mengeluarkan modal yang wah untuk mengungguli pasangan calon lain versi quick count.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Lis Darmansyah blak-blakan dengan RPG soal kemenangan serta strateginya. Bukan perkara ringan ketika ia harus putar otak untuk bisa memenangkan pertarungan ‘terpanas’ ini.

Modal kemampuan memimpin tidaklah cukup. Mengandalkan uang juga tak bisa. Karena Lis, begitu ia lebih sering disapa, hanya punya uang Rp500 juta.

Karena itulah, jauh sebelum masa jabatan Suryatati, Wali Kota Tanjungpinang berakhir, Lis sudah mulai bergerilya di tengah-tengah masyarakat Tanjungpinang. Suka duka dialami. Bahkan, Lis sering harus pulang malam untuk menemui konstituennya.

Ini menandakan, Lis sangat serius untuk menang. Tujuannya tetap satu, Tanjungpinang harus berubah. Pembangunan harus dilanjutkan, persoalan harus diselesaikan satu persatu.

Doa Lis pun terjawab, hasil kerjanya tiga tahun belakangan ini terbalaskan dengan keberpihakan masyarakat padanya.

Suaranya menang di tiga kecamatan dari empat kecamatan yang ada di Tanjungpinang. Lis, meski tidak banyak bicara sebelum masa pencalonan, namun aksinya di lapangan terus berlangsung dari hari ke hari, pekan ke pekan, bulan ke bulan, hingga tahun ke tahun.

“Jika tidak begitu, apa mungkin saya bisa menang. Masyarakat itu rindu kehadiran sosok pemimpinnya. Pada saat itu, saya bukan wali kota, melainkan anggota DPRD. Namun, ketika saya mendaftar jadi calon wali kota, ada kepuasan di hati masyarakat bahwa saya selalu hadir di tengah-tengah mereka baik pada saat suka dan duka,” katanya mengenang masa pahit itu.

Awalnya, Lis mendapat keluhan dari masyarakat bawah betapa rindunya mereka dihadiri para petinggi di pulau ini. Kesempatan inilah yang dimanfaatkan Lis.

Apa yang dilakukan Lis, tidak cukup untuk membawanya duduk di kursi nomor 1 Tanjungpinang ini. Lis juga dibantu, teman, keluarga dan masyarakat lainnya yang setia dan mendukungnya.

Di Tanjungpinang, massa Partai PDI Perjuangan dikenal militan. Sehingga, saat Lis bergerilya banyak pendukungnya yang terus mensosialisasikan nama Lis.

Massa militan ini juga yang membantu mengurangi bebannya bersama Syahrul dalam memenangkan pertarungan ini. Dengan modal pribadi sekitar Rp500 juta, seharusnya sangat, sangat, sangat tidak layak maju.

“Tapi banyak pendukung saya. Mereka tidak digaji. Ada teamwork yang sangat kuat dan bekerja keras siang malam untuk memenangkan saya. Sampai saat ini, mereka tidak digaji. Jika ada kebutuhan, mereka sendiri yang menanggung. Kadang saya minta bantuan Pak Suparno (Ketua DPRD Tanjungpinang dari PDI Perjuangan),” jelasnya.

Saat masa-masa kampanye, Lis sempat bingung karena kekurangan dana. Banyak pengeluaran yang harus ditutupi, misalnya makanan, baju dan lainnya. Tapi, ada saja pendukungnya yang langsung mengirimkan nasi dan pakaian.

“Saya pun heran. Ada yang mengirimkan baju 100 potong. Ada yang mengirim nasi kotak 1.000 kotak. Ini sangat membantu saya. Kadang saya berpikir, bagaimana untuk mengucapkan terimakasih untuk mereka.

 Pokoknya, banyak yang seperti itu. Kalau tidak, bagaimana mungkin dengan uang Rp500 juta bisa mengikuti pemilukada ini. Terus terang, kalau dilihat dari nilai uang, saya terlalu kecil untuk ukuran sebesar ini.

Artinya, uang saya terlalu sedikit untuk mengikuti Pemilukada wali kota ini. Tapi, Alhamdullillah, dengan bantuan teman-teman, teamwork, masyarakat, media dan lainnya akhirnya saya bisa begini (menang, red),” katanya dengan mata berkaca-kaca.

Sebenarnya, kemampuan PDI Perjuangan sudah terlihat saat Pemilukada Tanjungpinang 10 tahun silam. Saat itu, Suryatati dimotori PDIP dan akhirnya menang. Begitu juga dengan keduanya kali, PDIP juga berhasil memenangkan Suryatati.

Saat pemilihan Gubernur Kepri, PDIP juga berhasil mengantarkan pasangan HM Sani dan HM Soerya Respationo duduk menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri.

Di Tanjungpinang, PDIP memenangkan pemilihan legislatif tahun 2009 silam. Semuanya itu karena kepercayaan masyarakat Tanjungpinang dan juga banyaknya massa pendukung militan yang berada di tengah-tengah masyarakat.

Hadirnya Lis menjadi calon wali kota Tanjungpinang membawa jalan tersendiri bagi para pendukungnya. Selama ini, pendukungnya serasa menanggung beban berat. Ada sesuatu di hati mereka yang mengganjal.

 “Saat pemilihan ini, mereka melepaskan semua itu. Mereka puas memilih saya. Beban mereka pun seakan sudah lepas sekarang,” ujar mantan Ketua DPRD Tanjungpinang ini.

Tiga tahun bergerilya di tengah-tengah masyarakat bukanlah waktu yang singkat buat Lis. Menjelang hari H masa pemilihan, beban Lis serasa makin ringan. Namun, beban itu belum lepas keseluruhan.

“Pokoknya sebelum pemilihan, rasanya jalan saya itu berat sekali. Ada sesuatu di pundak saya yang sangat berat,’’ katanya.

Barulah saat pemilihan itu, beban saya lepas. Yang membuat saya lebih enak lagi, beban itu lepas secara keseluruhan. Langkah ringan. Pokoknya serasa lari sprint,” ujarnya sambil tertawa kepada wartawan di posko kemenangan Lis Darmansyah-Syahrul, kemarin.(eca)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook