BATAM (RP) - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dan Jabatan Kastam Diraja Malaysia (JKDM) kembali mengadakan patroli koordinasi Customs Indonesia Malaysia (Patkor Kastima) di Pantai Ocarina, Senin (2/9) pagi. Kegiatan tahunan ini bertujuan untuk meningkatkan penegakan hukum dan undang-undang kepabeanan kedua negara.
Direktur Jenderal (Dirjen) BC, Agung Kuswandono mengatakan Patkor Kastima merupakan kerja sama di antara kedua negara dalam pelaksanaan patroli laut, baik terkoordinasi maupun patroli biasa.
Hal tersebut sebagai salah satu upaya preventif maupun represif menghambat, menangkal dan memberantas berkembangnya perdagangan ilegal, penyeludupan narkotika dan psikotropika antar negara.
‘’Di mana patroli laut merupakan salah satu metode pengawasan dan penegakan hukum bidang kepabeanan dan cukai. ‘’Penjabaran dari tugas pokok dan fungsi khususnya DJBC,’’ ujarnya.
Pada tahun 2013 patroli keamanan laut menjadi program unggulan DJBC. ‘’Salah satu kegiatan inisiatif Direktorat Penindakan dan Penyidikan tahun 2012 dan 2013,’’ ujarnya.
Mengingat pentingnya kegiatan tersebut, Patkor Kastima dijadikan agenda tahunan kedua negara. ‘’Setidaknya Patkor Kastima sudah 19 kali diselenggarakan kedua negara sejak tahun 1994,’’ ujar Direktur Jenderal (Dirjen) BC, Agung Kuswandono.
Selain Indonesia dan Malaysia, hadir juga perwakilan Customs Singapura untuk melakukan penjajakan. ‘’Rencananya Customs Singapura akan bekerja sama di masa yang akan datang,’’ bebernya.
Pada kesempatan itu petugas patroli ketiga negara memperlihatkan keahlian mereka di atas laut. Atraksi adu kecepatan kapal patroli dan jetski, bermanuver di lautan Ocarina.
Menurut Agus Kuswandono Patkor Kastima tahun 2013 akan dislenggarakan sebanyak dua kali, 19 A dan 19 B. Patroli 19 A digelar dari tanggal 2 September hingga 15 September 2013 di perairan Indonesia. Pembukaan acara tersebut diawali dengan upacara di lapangan wisata Ocarina.
Sementara Patkor Kastima 19 B diselenggarakan di Malaysia dari tanggal 22 Oktober hingga 4 November 2013. ‘’Sekaligus upacara penutupan di Malaysia,’’ ujar Direktur Jenderal (Dirjen) BC, Agung Kuswandono.
Dalam kesempatan itu Agung menambahkan, guna mengoptimalkan pelaksanaan tugas DJBC sebagaimana dicanangkan skema Customs 2020. DJBC merencanakan peremajaan dan peningkatan kuantitas armada kapal patroli.
‘’Melalui pengadaan kapal patroli ukuran 28 meter, 38 meter, dan 60 meter. Serta speed boat 10 meter dan 15 meter. Pengadaannya dilakukan secara terbuka,’’ ungkapnya lagi.
Datok Sri Khazali bin Haji Ahmad Ketua Pengarah Jabatan Kastam Diraja Malaysia mengaku bangga. Karena kegiatan Patkor Kastima menghasilkan hal yang baik bagi kedua negara.
‘’Peranan jabatan Kastam dan BC bukan hanya sekadar memungut cukai, namun juga menjaga kehormatan dan keselamatan negara, terutama penyeludupan narkoba dan penjualan manusia,’’ ujarnya.
Menurutnya perdagangan telah menjadi tren, isu narkoba antara bangsa susah ditangani. ‘’Kami senantiasa bertukar info terkait kegiatan ilegal itu,’’ ujarnya.
Jabatan Kastam Malaysia menurut Sri Khazali memiliki misi untuk memberantas narkoba, baik melalui jalur resmi maupun ilegal.’’Kami akan menindak tegas dalam permasalahan narkoba,’’ pungkasnya.(hgt/mng)