BATAM (RP) - Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Batam, Muslim Bidin menegaskan, tak semua siswa di sekolah negeri seluruh tingkatan di Batam akan mendapatkan buku mata pelajaran (MP) di kurikulum baru 2013.
Sebab, kalau nantinya semua siswa dibagikan buku mata pelajaran, Muslim mengatakan dana APBD yang dianggarkan sebesar Rp1,5 miliar tak akan cukup untuk pengadaan buku mata pelajaran kurikulum baru.
‘’Saya tak tahu kapan pastinya APBD itu bisa diturunkan. Dana untuk pengadaan buku mata pelajaran hanya Rp1,5 miliar, sangat tak cukup untuk pengadaan seluruh buku mata pelajaran. Caranya gimana, untuk menyikapi hal itu, ya tak semua siswa dapat buku,’’ ujar Muslim Bidin kepada RPG, Ahad (1/9).
Mekanismenya, kata Muslim, tiap sekolah negeri mulai SD hingga SMA/SMK akan mendapatkan bantuan buku mata pelajaran untuk digunakan siswa per buku mata pelajaran hanya 45 eksemplar saja.
‘’Sejumlah itulah yang bisa dibagikan bukunya ke siswa. Itupun buku nanti setelah digunakan di dalam kelas, buku tersebut tak boleh dibawa pulang oleh siswa. Selesai belajar di sekolah, buku dikumpulkan kembali untuk disimpan lagi. Kalau siswa mau memfotokopi, agar punya pegangan buku sendiri, itu boleh-boleh saja. Justru itu inisitif siswa yang ingin cerdas,’’ terang Muslim.
Siswa Kesulitan Belajar
Meski Compact Disk (CD) yang berisi materi pelajaran kurikulum 2013 sudah dibagikan ke-186 tingkatan sekolah negeri dari SD hingga SMA, Kasi Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan Batam, Qurniadi mengatakan baru sebatas guru saja yang mendapatkan CD tersebut. Sedangkan siswa belum dapat.
‘’Saat ini hanya untuk guru saja. Tak hanya CD, sekolah juga dibagikan infokus untuk memutar CD yang digunakan untuk proses belajar di sekolah. Namun, CD tersebut boleh dikopi atau digandakan oleh siswa sembari menunggu bantuan buku dari APBD dibagikan,’’ ujar Qurniadi.
Satu CD terdiri dari satu buku mata pelajaran sesuai tingkatan pendidikan. Di dalamnya terdapat beberapa tema yang satu tema untuk pengajaran selama satu bulan, termasuk di dalamnya materi pelajaran matematika yang sampai saat ini bukunya belum turun atau dibagikan ke guru.
Menurutnya, kalau buku mata pelajaran kurikulum 2013 difotokopi, hasilnya pembelajaran ke siswa tak akan seefektif menggunakan CD.
Karena dalam kurikulum baru, siswa dituntut lebih aktif bukan pasif. Di mana guru memberikan pancingan pertanyaan dan siswa yang menjawab atau mencari jawabannya.
‘’Misalnya, ada satu poin soal siswa diperintahkan memilih warna bendera suatu negara. Kalau di-fotokopi-kan warnanya tak bisa terlihat hanya hitam putih saja. Sedangkan di CD bisa nampak bendera negara yang dimaksud adalah bendera warna yang telah terpampang di dinding yang disoroti oleh infokus,’’ terang Qurniadi.
Belum dibagikannya buku ke siswa, terdapat kelemahan. Siswa yang ingin belajar sendiri harus mengandalkan ingatan atau catatan sewaktu belajar di sekolah tanpa memiliki pegangan buku pelajaran.(gas/mng)