BATAM (RP) Walikota Batam Ahmad Dahlan sendiri mengakui pemberian izin operasi ke Blue Bird karna taksi yang ada di Batam tidak tertib.
“Taksi di Batam selama ini tidak tertib. Administrasi, manajemen maupun teknis,” beber Dahlan usai menemui pengunjukrasa kemarin.
Karena inilah lanjut Dahlan, pemko melalui dishub memberi izin kepada perusahaan taksi Blue Bird beroperasi.
Namun karena digoyang para sopir taksi, wali kota melalui Kadishub Zulhendri dengan terpaksa menyatakan mencabut izin operasi Blue Bird.
Ia juga mengatakan keputusan ini diambil setelah dua kali berdialog dengan perwakilan sopir taksi yang juga sepakat untuk membenahi taksi mereka selama setahun ke depan. “Kan bagus juga kalau taksi yang ada mauberbenah,” kata Dahlan.
Kepala Dinas Perhubungan Zulhendri, menambahkan kalau keputusan mencabut izin tersebut terpaksa dilakukan. “Ini jawaban kita atas tuntutan pendemo,” ujar Zulhendri.
Zulhendri juga mengatakan, taksi yang beroperasi di Batam memang banyak yang tak tertib. Berdasarkan aturan taksi harus berargo, sopirnya miliki kartu identitas jelas, ber-AC, punya alat komunikasi ka kantor pusat pelayanannya, bersih, rapi dan lainnya.
Sedangkan dari sisi manajemen, taksi harus bernaung di badan usaha yang berizin dilengkapi pool yang memadai.
Siap Dituntut
Konsekwensi dari keputusan pencabutan izin operasi Blue Bird ini telah dipikirkan pemko. Dahlan dan Zulhendri dengan lantang menyatakan siap diperkarakan manajemen Blue Bird di pengadilan tata usaha negara (PTUN).
“Ya, itu konsekwensinya. Siap tidak siap harus siap,” ujar Zulhendri.
Hal yang sama juga disampaikan Ahmad Dahlan dimana resiko hukumnya harus dihadapi.
Zulhendri mengatakan pihaknya bakal di PTUN-kan pihak Blue Bird atas keputusan yang diambil untuk menjawab tuntutan supir taksi tersebut.
Angkot Laris Manis
Sementara itu, saat taksi menggelar aksi demo di kantor Pemko Batam, layanan taksi di sejumlah kawasan di Batam sempat terhambat, seperti di pelabuhan dan bandara. Apalagi setiap taksi yang beroperasi di minta menurunkan penumpang dan bergabung demo di Pemko Batam.
Namun bagi sebagian penumpang, hal ini tak menjadi kendalam utama, karena masih ada transportasi lain, seperti bus kota, angkot, ojek dan banyaknya masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi. Bahkan, beberapa angkot yang masuk ke pelabuhan untuk melayani penumpang.
Pantauan Batam Pos di Sekupang, bus kota tujuan Batam Centre penumpangnya membludak. Biasanya bus hanya terisi separo, kali ini para sopir bus bisa mengisi seluruh bangku yang tersedia, bahkan ada yang berdiri.
“Hari biasa kalau tak ada momen demo sopir taksi, kami ngetem di halte nunggu penumpang butuh waktu agak lama 15 sampai 30 menit. Tapi sekarang baru 10 menit, bangku penumpang sudah terisi penuh,” ujar Ardi, pengemudi Bus kota rute Sekupang-Batam Kota.
Sementara di pelabuhan internasional Batam Centre dan pangkalan taksi di Nagoya, justru di parkiran taksi dipadati kendaraan pribadi berplat hitam. Para sopirnya terlihat menawarkan jasanya kepada sejumlah pendatang yang berdiri menuggu angkutan taksi. Bahkan, di beberapa suduh Nagoya, nampak tukang ojek berebut penumpang tak terkecuali penumpang orang bule.
“Daripada mobil di rumah saja, mending saya gunakan untuk cari uang sehari ini, mumpung ada momen seperti ini, lumayan baru tiga jam saja, saya sudah kantongi Rp200 ribu. Coba dihari biasa, cari Rp50 ribu saja susahnya minta ampun,” ujar Ajo alias Andri, pemilik mobil pribadi yang sengaja naksi di depan Nagoya Hill. (rpg)