BATAM (RP) - Merayakan tahun baru 2014, warga Batuaji dan Sagulung kesulitan mendapatkan gas bersubsidi tiga kilogram.

Bahkan tidak sedikit warga yang lalu lalang membawa tabung gas tiga kilogram hendak mencari gas.

Akhirnya beberapa warga memilih untuk mengganti gas dengan minyak tanah, tetapi dengan harga yang jauh lebih tinggi.

Sejumlah pangkalan gas yang ada di sekitar Aviari Plaza hanya menyisakan tabung kosong. Pemilik pangkalan mengaku dalam beberapa pekan, jarang mendapatkan pasokan dari agen.

‘’Kalau pun ada, paling hanya puluhan. Satu hari saja sudah langsung habis,’’ kata Wirna,  pemilik pangkalan di depan Perumahan Senawangi Batuaji.

Menurut Wirna, kelangkaan gas di daerah Batuaji dan Sagulung itu sudah terjadi dalam sepekan terakhir. Selain gas kosong di pangkalan, di sejumlah SPBU juga kosong. Tulisan gas tiga kilogram habis tertempel di pintu penyimpanan gas elpiji tersebut.

‘’Di mana-mana sekarang tak ada gas,’’ kata Wirna. Dernita, warga Perumahan Aster Raya mengaku kesulitan mencari gas tiga kilogram. Ia mengaku sudah beralih ke minyak tanah sejak dua hari lalu. Ia mengaku sudah mencari gas hingga ke Tanjunguncang, tetapi gas yang disubsidi pemerintah tersebut tak kunjung ditemukan.

Ia mengaku, dengan menggunakan minyak tanah, ia harus mengeluarkan uang sebesar Rp18 ribu per botol, dan hanya sanggup untuk dua hari. ‘’Satu botol hanya cukup dua hari. Gas kami habis mulai kemarin, harus beli minyak tanah lagi,’’ katanya.

Agung, Sales Representative Elpiji Pertamina Kepri mengakui bahwa pasokan dari Pertamina tetap lancar seperti biasanya.  Ia mengaku akan melakukan pengecekan langsung ke lapangan. Ia mengakui bahwa hingga saat ini belum ada laporan terkait kelangkaan tersebut.

‘’Kalau dari kami ke agen tetap lancar seperti biasanya. Makanya kami heran, kenapa bisa langsung langka. Kami akan cek ke lapangan,’’ katanya.(ian/rpg)