Empat Oknum Polisi Pemeras Ditahan Satu Sel

Pendidikan | Sabtu, 01 Juni 2013 - 07:55 WIB

BATAM (RP) - Empat anggota polisi Polda Kepri yang turut serta dalam sindikat pemerasan dan penganiayaan terhadapa dua warga Malaysia, sejak Kamis malam kemarin sudah dijebloskan ke sel khusus di ruang tahanan Mapolda Kepri. Mereka dijadikan satu sel dengan pengawalan ketat aparat.

Keempat polisi itu di antaranya Brigadir David Rifai, Brigadir Julia Hendra, Bripda Raja Inal Akbar Siregar, Briptu Rizki. Sedangkan Juniarti binti Parbek (39), Sunaryo bin Samin (42), Desi (30), di sel tahanan berbeda yang biasa untuk sipil.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Sudah dititipkan. Tapi saya belum terima surat perintah penahanan terhadap empat anggota maupun tiga sipil. Kemungkinan hari ini akan diserahkan secara administrasinya,’’ ujar Direktur Tahanan dan Barang-Bukti Polda Kepri, AKBP Budhy Wibowo, Jumat (31/5).

Bahkan kata Budhy, bersamaan ditahannya para pelaku, istri dari keempat anggota polisi yang terlibat dalam aksi pemerasan dan penganiayaan tersebut mendatangi Mapolda Kepri untuk membesuk sang suami.

‘’Istrinya ada datang tapi kami belum beri izin besuk. Ada juga yang titip makanan dan pakaian, tapi kita periksa dan anggota yang mengantarkan kepada mereka. Jadi mereka belum bisa ketemu,’’ kata Budhy di ruang kerjanya.‘’Ya karena baru dalam proses pemeriksaan, mungkin pekan depan baru bisa besuk. Tidak ada yang diistimewakan, waktu besuk sama dengan tahanan sipil, yakni setiap Selasa dan Jumat,’’ tambahnya.

Disinggung upaya apa yang dilakukan mengingat pelaku merupakan orang terlatih. Pihaknya tak mau kecolongan lagi seperti kasus Imam, mantan polisi yang kabur.

‘’Keempatnya akan kita masukkan di sel khusus secara bersamaan. Untuk penjagaan tetap akan diawasi secara ketat. Terlebih tim penjaga sel tahanan Polda Kepri sudah pernah kebobolan atas kaburnya Briptu Iman beberapa waktu lalu, karena anggota kena rayuan, apalagi yang jaga sekarang adik-adik angkatan pelaku,’’ tuturnya.

Diperiksa Intensif

Sampai Jumat petang kemarin, Ditreskrimum Polda Kepri masih memeriksa secara maraton keterlibatan anggota dan tiga warga sipil yang merampok dua WN Malaysia. Namun, pihak polisi melalui Direktur Reserse Kriminal Umum Kombes M Fadil, masih belum mau buka suara terkait peran dari masing-masing tersangka.

‘’Ekspose apa ya, saya lagi di Jakarta. Coba hubungi Hartono (Kabid Humas, red),’’ kata Fadil.

Kabid Humas Polda Kepri, AKBP Hartono saat dikonfirmasi wartawan menyebutkan bahwa dari hasil pemeriksaan sementara diketahui bahwa keempat anggota beserta tiga rekannya hanya melakukan pemerasan terhadap dua WNA tersebut.

‘’Saya tegaskan bukan perampokan ya, tapi lebih kepada unsur pemerasan, atau 368 (pasal 368 KUHP). Tapi tidak menutup kemungkinan dari hasil pemeriksaan dan penyidikan selanjutnya akan mengarah pada perampokan,’’ katanya.

Hal tersebut lanjut Mantan Kapolres Lingga ini bisa saja terjadi. Namun begitu, harus ditelusuri lebih dahulu. ‘’Tidak menutup kemungkinan dari hasil pengembangan pemeriksaan akan mengarah pada perampokan,’’ sebutnya.

Saat disinggung terkait penggunaan senjata jenis SS1 V2 milik Brigadir David Rifai pada saat aksi perampokan berlangsung. Hal tersebut tentu saja beralasan. Anggota yang membawa senjata tersebut sebutnya, tidak sekadar membawa senjata, tapi ada dasar dan alasannya.

‘’Inilah nanti akan kita telusuri, kenapa bisa senjata ini digunakan dalam aksi tersebut. Dan senjata SS1 V2 yang dimiliki oleh Brigadir David Rifai sudah kita amankan beserta barang bukti lainnya di Polda,’’ pungkasnya

Pantas Dipecat

DPRD Batam sangat menyayangkan dugaan keterlibatan empat oknum anggota Polda Kepri yang terlibat perampokan dan penculikan dua warga negara Malaysia di Batam pekan lalu.

Perbuatan para penegak hukum itu menurut anggota Komisi I DPRD Batam Bidang Hukum dan Pemerintahan Helmy Hemilton, tidak bisa ditolerir dan ini sangat mencoreng nama besar korps polisi di tanah air.

‘’Ini sangat disayangkan. Harusnya polisi bisa mencegah perampokan itu, bukan malah terlibat di dalamnya. Saya minta mereka yang terlibat dipecat,’’ ujar Helmy Hemilton, Jumat (31/5).Dia minta polisi untuk mengusut tuntas peristiwa tersebut. Ia mengaku sangat sedih karena oknum korps bhayangkara terlibat dalam perampokan terhadap warga negara asing.

‘’Motif dan latar belakang keterlibatan anggota polisi itu juga harus diungkap karena kami tidak yakin hanya untuk incar duit korban,’’ ujarnya.

Helmy juga minta penggunaan senjata api oleh komplotan ini diusut tuntas. ‘’Kalau itu senjata dinas, ini sangat disayangkan karena barang negara digunakan untuk aksi kejahatan,’’ imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, polisi menangkap tujuh pelaku pemerasan, penculikan, serta penganiayaan terhadap dua  warga negara Malaysia.

Ternyata, empat dari ketujuh pelaku yang dibekuk adalah anggota kepolisian. Mereka adalah Brigadir David Rifai, Brigadir Julia Hendra, Briptu Rizki, dan Bripda Raja Siregar.

Brigadir David saat ini bertugas di Satuan Sabhara Polres Lingga, sedangkan Brigadir Julia di Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polda Kepri. Sementara Bripda Raja Siregar selama ini bertugas di Ditreskrimum Polda Kepri. Terakhir adalah Briptu Rizki yang sehari-harinya bertugas sebagai sopir Wakil Direktur Reskrimum Polda Kepri.Polisi juga mengamankan barang bukti berupa satu cincin milik korban, kartu tanda anggota kepolisian, satu senjata api laras panjang SS1 V2 milik Brigadir David, serta mobil Suzuki APV BP 1710 DB dan Toyota Inova BP 1914 JY yang kini terparkir di depan Masjid Al Halim, Mapolda Kepri.

Tekong TKI Otak Pelaku

Juniarti alias Yuyun binti Pabe (39), dituding sebagi otak pelaku pemerasan dua warga negara Malaysia. Juniarti yang mempunyai ide menguras harta kedua wisatawan manca negara itu.

Petugas Polresta Barelang yang enggan disebutkan namanya mengatakan, perbuatan itu telah direncanakan. Setelah Yuyun mengetahui korban membawa uang banyak. Kedua korban berencana ke Kota Surabaya untuk membeli tokek seharga Rp1 miliar.

Namun sebelum berangkat, keduanya singgah dulu di Batam bertemu dengan sahabatnya. Hal tersebut diketahui Juniarti, hingga timbul niat jahat.

 Juniarti lalu menghubungi kenalannyaBrigadir David Rifai untuk menyusun menguras harta pelaku.(hgt/spt/rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook