Kerusakan Hutan Perburuk Perubahan Iklim di Pelalawan

Pelalawan | Jumat, 09 Juni 2023 - 09:47 WIB

Kerusakan Hutan Perburuk Perubahan Iklim di Pelalawan
Ilustrasi (M AMIN/DOK RIAU POS)

RIAUPOS.CO - Kondisi kerusakan hutan dan perubahan fungsi lahan perlu menjadi perhatian secara serius oleh semua pihak. Pasalnya, kerusakan hutan dan perubahan lahan ternyata memberikan kontribusi besar bagi memburuknya perubahan iklim.

Untuk itu,  ancaman kelestarian hutan perlu diantisipasi secara optimal agar seluruh aktivitas pembangunan berjalan dengan baik dan lancar.


Hal ini disampaikan Wakil Bupati Pelalawan H Nasarudin SH MH kepada Riau Pos, Kamis (8/6).

Dikatakannya, untuk mengantisipasi secara optimal kerusakan hutan, maka kelestarian hutan harus diupayakan secara maksimal. Karena itulah, saat ini diperlukan pengawasan pada kegiatan industri terutama pertambangan yang bisa berakibat pada lingkungan, pembalakan liar atau illegal logging, konversi lahan untuk permukiman dan perkebunan di daerah ini.

“Kita perlu melestarikan hutan untuk dipertahankan secara optimal dan berkelanjutan di daerah ini. Karena masalah pengelolaan hutan harus berwawasan lingkungan dan mengacu pada daya dukung dan daya tampungnya untuk menjaga kelestarian hutan itu sendiri ke depannya,” terangnya.

Yang tidak kalah pentingnya,  terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang tidak sedikit terjadi karena dilakukan pembakaran dengan sengaja, maka sikap seperti ini yang harus diubah karena daerah ini akan bisa kehilangan hutan nantinya.

Meski lajunya kerusakan lingkungan mulai sudah menurun secara signifikan, namun upaya-upaya pencegahan dan rehabilitasi hutan harus terus ditingkatkan oleh semua komponen masyarakat di daerah ini. Walaupun penanganan yang dilakukan telah cukup berhasil mengurangi titik api pada tahun ini, namun potensi tahun ini diperkirakan akan dapat terus meningkat nantinya.

“Untuk itu, kita harus selalu sigap mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan yang akan datang ini,” paparnya.

Dijelaskannya, kebijakan moratorium penebangan hutan itu tetap perlu dikembangkan dan diatur secara berimbang. Begitu juga sebuah konversi lahan mesti juga harus melihat aspek tata ruang yang melalui kajian lingkungan hidup yang strategis. Yang terpenting lainnya adanya kegiatan melanjutkan dan mengembangkan upaya penanaman dan pemeliharaan pohon.

“Karena dengan adanya inisiatif membiarkan hutan tetap sebagai hutan, akan menjadi tanggungjawab bersama negara-negara di dunia. Karena hutan sebagai penyangga kehidupan bagi semua habitat dan bukan sebagai ancaman bagi kehidupannya,” ujarnya.

Karena, sambungnya lagi, yang lebih berharga daripada kehidupan yang harmonis antara manusia dan lingkungan hidupnya perlu ada dan dilestarikan. “Untuk itu, pemkab mengajak semua pihak untuk berpartisipasi menjaga sumber daya alam terutama kawasan hutan agar dapat terus bisa bermanfaat secara berkelanjutan bagi lingkungan,” tutupnya.(gem)

Laporan M AMIN, Pangkalankerinci

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook