Belum Surut, 11 Desa di Pelalawan Masih Terendam

Pelalawan | Jumat, 03 Januari 2020 - 09:11 WIB

Belum Surut, 11 Desa di Pelalawan Masih Terendam
Kendaraan melintasi Jalan Sultan Syarif Hayim Pangkalankerinci yang masih digenangi air, Kamis (2/1/2020) siang. (M AMIN/RIAU POS)

PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO) -- Banjir yang melanda Kabupaten Pelalawan kembali meluas. Sebelumnya banjir melanda sembilan desa dan kelurahan di empat kecamatan, namun pada Kamis (2/1) bertambah dua desa. Sehingga totalnya menjadi 11 desa dan kelurahan. Meski ketinggian permukaan air Sungai Kampar mengalami penurunan 6 cm, namun genangan air masih merendam badan jalan hingga permukiman warga.

Alhasil, saat ini akses jalur darat warga masih terputus dengan ketinggian air bervariasi dari 20 hingga 60 cm. Sedangkan dampak dari bencana tahunan tersebut, telah menyebabkan sebanyak 101 rumah warga serta 73 fasilitas umum direndam banjir. Selain itu, sebanyak 2.360 rumah terdampak banjir dengan jumlah korban 2.261 kepala keluarga (KK) dan 7.059 jiwa.Dampak banjir ini telah memaksa 23 kepala keluarga terpaksa mengungsi agar tidak menimbulkan korban jiwa. 


"Ya, banjir masih tetap bertahan menggenangi 9 desa dan dua kelurahan di empat kecamatan Kabupaten Pelalawan. Saat ini tinggi permukaan air yang menggenangi badan jalan hingga permukiman warga, telah mengalami penyusutan 6 cm. Namun demikian, level air Sungai Kampar saat ini masih di atas normal dengan ketinggian 3,51 meter. Dan kami masih tetap terus intens melakukan pemantauan debit air Sungai Kampar. Sehingga jika membahayakan, maka kami dapat cepat melakukan evakuasi dan penanggulangannya," terang Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Pelalawan Drs Hadi Penandio MSi kepada Riau Pos, Kamis (2/1) sore.  

Dikatakan mantan Kepala Satpol PP dan Damkar Pelalawan ini, bahwa kondisi banjir terparah masih berada di Dusun Muara Sako Kelurahan Langgam Kecamatan Langgam. Di dusun ini, ketinggian air yang sebelumnya berada pada angka 40 hingga 80 cm, saat ini berada pada angka 30 cm hingga 60 cm. Sedangkan banjir ini masih merendam badan jalan hingga permukiman warga serta fasilitas umum berupa SDN 004 Dusun Muara Sako. Dan ini menyebabkan 587 rumah terdampak banjir dengan jumlah korban 629 KK dan 1.559 jiwa. 

"Genangan air yang merendam badan jalan di Desa Rantau Baru Kecamatan Pangkalankerinci, juga telah mengalami penyusutan yang saat ini berada pada angka 20 hingga 40 cm. Dan dampak banjir ini menyebabkan 159 rumah terdampak banjir dengan jumlah korban 201 KK dan 719 jiwa," bebernya.

Kemudian, sambung Hadi Penandio, banjir juga masih merendam badan jalan warga Desa Kuasla Terusan Kecamatan Pangkalan Kerinci dengan ketinggian air antara 10 hingga 30 cm. Banjir ini menyebabkan 430 rumah terdampak dengan korban 120 KK dan 430 jiwa. Begitu juga banjir yang meredam badan jalan di Kelurahan Kerinci Barat dan Kerinci Kota Kecamatan Pangkalankerinci dengan ketinggian air 10-30 cm.

"Begitu juga dengan banjir yang merendam badan jalan di Desa Kemang Kecamatan Pangkalan Kuras, juga mengalami penyusutan yang saat ini berada pada angka 10 hingga 20 cm. Banjir ini menyebabkan 24 rumah terdampak dengan korban 33 KK," ujarnya.

Sementara itu, sambung mantan Kabag Tata Pemerintahan (Tapem) Setdakab Pelalawan ini, banjir masih menggenangi Desa Sering, Desa Kuala Tolam dan Kelurahan Pelalawan Kecamatan Pelalawan dengan ketinggian antara 10-25 cm. Merendam jalan serta sejumlah fasilitas umum dan rumah warga. Di tiga lokasi ini, menyebabkan 649 rumah terdampak dengan total korban 651 KK dan 2.083 jiwa.

"Pada Kamis (2/1) ini, ada dua desa yakni Desa Sungai Ara dan Desa Ransang Kecamatan Pelalawan yang mulai merasakan dampak banjir dengan ketinggian air 10-20 cm. Banjir ini telah menyebabkan 301 rumah terdampak dengan korban 387 KK dan 1.345 jiwa. Untuk itu, kami meminta agar seluruh masyarakat khususnya di daerah bantaran sungai (DAS, red) terus waspada terhadap bahaya banjir. Pasalnya, intensitas curah hujan masih tetap tinggi hingga akhir Januari 2020. Itu berdasarkan data BMKG Riau, sehingga banjir diprediksi masih tetap bertahan dan bahkan tingginya akan bertambah naik," tutupnya.(amn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook