Santri Tewas Terbakar di Kamar Pesantren

Pekanbaru | Selasa, 31 Desember 2013 - 08:57 WIB

Santri Tewas Terbakar di Kamar Pesantren
Petugas pemadam kebakaran bersama warga mengevakuasi jenazah Noval. Noval merupakan korban kebakaran di Pondok Pesantren Al Munawarah, Jalan Pesantren RT 05/RW 08 Kelurahan Tangkerang Timur, Kecamatan Tenayanraya, Pekanbaru, Senin (30/12/2013). Foto: Teguh Prihatna/Riau Pos

PEKANBARU (RP) - Tujuh kamar santri Pondok Pesantren Al Munawarah di Jalan Pesantren RT 05/RW 08 Kelurahan Tangkerang Timur, Kecamatan Tenayanraya, Pekanbaru hangus terbakar, Senin (30/12) sekitar pukul 14.45 WIB.

Seorang santri yang dalam kondisi sakit, Noval Saputra (14), akhirnya tewas terpanggang dalam kejadian tersebut.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Informasi yang dirangkum Riau Pos di lapangan, saat kejadian para santri sedang belajar. Tiba-tiba suasana pondok pesantren menjadi riuh lantaran terlihat api dari salah satu ruang kamar santri laki-laki bernomor tujuh. Tidak lama berselang api langsung menjalar ke enam pintu kamar santri lainnya.

Saat itu, beberapa santri sempat berhamburan keluar menyelamatkan diri. Tapi malang bagi Noval Saputra. Pelajar kelas II MTS asal Sungaipagar, Kabupaten Kampar ini tidak bisa menyelamatkan diri dan akhirnya meninggal dunia di kamar nomor tujuh.

Gerry (17), salah seorang santri yang melihat langsung peristiwa kebakaran itu menceritakan, saat itu Noval sedang berada di dalam kamar bersama temannya Rezi Kaldo.

Korban yang dalam keadaan sakit terbaring tak berdaya di dalam kamar. Saat api membesar, salah seorang ustaz sempat berusaha menyelamatkan korban dengan menendang pintu kamar yang tertutup.

‘’Waktu api membesar sang ustaz langsung menendang pintu kamar nomor tujuh. Hanya yang bisa diselamatkan cuma Rezi Kaldo, itupun tangannya sudah terbakar. Sedangkan Noval tidak bisa diselamatkan lagi karena terhimpit kayu,’’ ungkap Gerry.

Lebih lanjut dijelaskan Gerry, saat kejadian itu korban sedang demam dan tidak mengikuti mata pelajaran di kelas. Sejak pagi korban terlihat lemas, dan beristirahat di kamar didampingi seorang teman.

‘’Dari pagi Noval sakit, wajahnya tampak pucat, karena di kamar tidak ada orang. Rezi disuruh nemani, kami juga masih belum percaya bisa sampai seperti itu,’’ tuturnya.

Peristiwa memilukan tersebut membuat terpukul para santri dan pengurusnya. Beberapa santri dan orangtua yang anaknya menuntut ilmu di pesantren tersebut tidak dapat menahan air mata ketika menyaksikan peristiwa itu. Kemarin, orangtua korban bersama pihak keluarga juga tiba di pondok pesantren.

Ibu Noval, sempat memasuki kamar nomor tujuh tempat korban terbakar. Setelah melihat keadaan kamar, wanita paruh baya ini langsung menangis sambil berteriak tak percaya, jika anaknya itu yang menjadi korban.

Upaya sang ibu menyisiri ruangan, di mana anaknya beristirahat selama ini, sempat dicegah oleh anggota keluarga yang lain. Pasalnya, kondisi ruangan saat itu yang masih rawan ambruk paska kebakaran.

‘’Mana anakku? Tak mungkin anakku yang menjadi korban? Cuma dia anakku satu-satunya,’’ teriak sang ibu sembari terisak.

Sementara itu, para pengurus pondok pesantren dan beberapa ustad yang sempat ditemui Riau Pos, kemarin tak ada satu pun yang mau memberikan keterangan ikhwal terbakarnya Pondok Pesantren Al Munawarah.

‘’Kami sedang berduka. Tolong nanti saja wawancaranya ya,’’ tutur salah seorang ustaz mengingatkan kepada Riau Pos, Senin (30/12).

Di sisi lain, peristiwa kebakaran yang memakan korban jiwa tersebut langsung mendapat perhatian warga sekitar. Bahkan sempat membuat kemacetan  jalan.

Beberapa unit mobil pemadam kebakaran yang akan meninggalkan lokasi usai menyelesaikan tugasnya sempat kesulitan karena kerumunan warga dan beberapa kendaraan yang terparkir di bahu jalan.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Pekanbaru, Andry Sukarmen kepada Riau Pos, di lokasi mengatakan, api baru dapat dipadamkan sekitar satu setengah jam.

‘’Kami mendapatkan laporan langsung menuju TKP. Untuk memadamkan api kami menerjunkan delapan unit armada serta 24 orang personel,’’ papar Andry Sukarmen.   

Sementara itu, Kapolsek Tenayanraya Kompol Kukuh Yulianto Widodo yang di lokasi kejadian mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap kebakaran tersebut.

‘’Kami masih menunggu hasil forensik mengenai penyebab pasti kebakaran. Sedangkan korban telah kami bawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Ahmad untuk diotopsi. Selanjutnya, akan diserahkan ke pihak keluarga,’’ tutur Kompol Kukuh.(*5/dac)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook