PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - DUA desa binaan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) menerima penghargaan Program Kampung Iklim (ProKlim) Utama atas kontribusinya dalam melakukan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang terpadu di tingkat tapak.
Kedua desa tersebut yakni Desa Teluk Lancang, Kecamatan Mandau, Kabupaten Siak dan Desa Suka Makmur, Kabupaten Kampar di Provinsi Riau. Perwakilan pranata kedua desa menerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar di Kementerian KLHK, Jumat (28/10).
Adapun kedua desa tersebut aktif melakukan serangkaian kegiatan pengendalian perubahan iklim berbasis komunitas. Seperti upaya pencegahan kekeringan dan penghijauan, meningkatkan ketahanan pangan, hingga pengelolaan limbah padat dan cair yang menerapkan konsep reuse, reduce dan recycle (3R). Insentif sebesar Rp10 juta per desa pun didapatkan sebagai bentuk apresiasi desa yang telah menjalankan Proklim secara efektif dan memberikan dampak yang bermanfaat untuk lingkungan dan masyarakat.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan penghargaan Proklim diberikan sebagai pengakuan resmi atas kerja keras masyarakat dalam aksi agenda iklim di lokasi Proklim. Juga kepada kepala daerah yang telah menjalankan fungsi pembinaan dengan baik, demikian pula dunia usaha yang mengambil peran aktif dalam mendukung dan mendampingi pelaksanaan Proklim.
"Ini momentum yang baik untuk memacu kita dalam semangat berkebangsaan, berbuat yang terbaik bagi nusa dan bangsa. Termasuk melakukan upaya dalam melindungi segala kehidupan di bumi dari ancaman perubahan iklim dan upaya penurunan emisi gas rumah kaca bagi kepentingan nasional maupun global," kata Siti dalam sambutannya.
Hadir langsung menerima penghargaan Kepala Desa Teluk Lancang Jumadi, mengatakan bahwa pihaknya mendapatkan pembinaan dari RAPP sejak beberapa tahun terakhir sebelum mendaftar untuk Proklim dan dinobatkan sebagai salah satu desa terbaik tahun ini. "Dulu kami tidak tahu Proklim itu apa, namun dengan pembinaan dari RAPP kini kami jadi tahu bagaimana masyarakat bisa ikut serta," ujarnya.
Hal yang sama juga diucapkan Kepala Desa Suka Makmur, Kabupaten Kampar Untung yang juga turut hadir dan menerima langsung penghargaan Proklim itu. Dengan menjalankan Proklim, kini masyarakat tidak hanya melek untuk menjaga lingkungan namun juga mendapatkan tambahan pendapatan untuk menunjang kebutuhan sehari-hari warga.
Salah satu contohnya adalah inisiatif anggota PKK Desa Suka Makmur yang memanfaatkan program pemilahan sampah plastik untuk di olah menjadi produk baru, misalnya menjadi kerajinan plastik dan wadah tanam dan dijual kembali.
Selain itu, program ketahanan pangan dalam Proklim juga menjadikan warga di wilayah Kampar ini semakin menggencarkan kegiatan bercocok tanam di pekarangan rumahnya dengan cara-cara yang berkelanjutan. Hasilnya, Untung mengatakan warga mendapatkan tambahan pendapatan dari pengolahan ubi ungu yang dapat diolah menjadi kripik. "Dengan Proklim ini hasilnya tidak hanya untuk lingkungan saja namun juga menambah pendapatan ekonomi warga," ujar Untung.(rls/esi)
Salah satu kegiatan Proklim lainnya yakni pemanfaatan limbah padat dari kotoran sapi yang diolah menjadi biogas untuk para kompor warga. Dengan kegiatan ini, warga mendukung penggunaan energi berbasis bio untuk ketahanan iklim sekaligus menghemat pengeluaran karena tidak perlu membeli gas untuk memasak.
Tak hanya itu, kegiatan Proklim yang dilakukan di desa binaan RAPP juga meliputi pencegahan kebakaran hutan dan lahan yang turut melibatkan Masyarakat Peduli Api (MPA) dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait.
Tahun ini, KLHK menyerahkan sertifikat dan insentif kategori Proklim Lestari kepada 12 lokasi Proklim dan Proklim Utama kepada 55 lokasi. Sertifikat juga diberikan kepada 313 lokasi proklim untuk kategori Madya dan Pratama. Total, sebanyak 1.093 lokasi berpartisipasi dan mendaftar dalam Program Kampung Iklim tahun ini.
Adapun, Proklim diharapkan dapat menjadi aksi konkret tingkat tapak yang berkontribusi untuk menekan dampak perubahan iklim dunia. Belum lama ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menyampaikan komitmennya terkait peningkatan target penurunan gas rumah kaca dalam dokumen Enhanced NDC (ENDC), sebesar 29 persen meningkat ke 31,89 persen, sedangkan target dengan dukungan internasional pada UNDC sebesar 41 persen meningkat ke 43,20 persen pada ENDC.(rls/esi)