KOTA (RIAUPOS.CO) - Melihat banyaknya persoalan buruknya pelayanan BPJS di rumah sakit-rumah sakit yang sudah menjadi mitra di Kota Pekanbaru, seperti sulitnya mendapatkan fasilitas serta susahnya urusan administrasi saat berobat. Juga penolakan pasien atau peserta BPJS dengan alasan kamar penuh dan berbagai persoalan lainnya menjadi perhatian bagi kalangan legislatif.
Seperti yang diungkapkan anggota Komisi III DPRD Kota Pekanbaru, Ferry Sandra Pardede saat dikonfirmasi, Rabu (30/8). Menurut Ferry banyaknya keluhan masyarakat dengan adanya pengaduan dan persoalan-persoalan seperti itu tidak terjadi lagi, terutama ditengah upaya pihak BPJS dalam melakukan terobosan baru, yakni menggaet lebih banyak peserta dengan sistem pendaftaran secara Online.
“Ya, kami apresiasi langkah tersebut, namun tentunya ada hal-hal yang harus diperhatikan yakni, mutu dan kualitas pelayanan kepada peserta juga harus seimbang, jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti penolakan dan sebagainya tentu kasihan masyarakat sementara mereka tertib dalam membayar iuran,” kata Ferry.
Bukan hanya itu, Politisi Hanura ini mengungkapkan bahwa, jangan ada lagi penolakan atau kasus lainnya seperti pungutan liar di rumah sakit, serta ribetnya urusan administrasi saat hendak berobat. Pasalnya Ini menyangkut nyawa atau hidup mati seseorang.
Disamping itu, dengan adanya aplikasi Online bernama Aplicares yang dibuat oleh BPJS Kesehatan, Ferry juga berharap semakin memudahkan peserta dalam mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang bermitra dengan BPJS Kesehatan.
“Ya, tentunya dengan terobosan ini makin mempermudah masyarakat untuk menggali berbagai informasi terkait BPJS, disamping itu juga, Rumah sakit harus transparan, jangan asal-asalan dalam melayani peserta BPJS ini karena setiap bulan selalu rajin bayar iuran. Kalau pelayanan buruk dan ribet maka percuma saja, masyarakat malah malas mau bayar,” kata Ferry.(man)