(RIAUPOS.CO) - Penggunaan anggaran multiyears untuk pengelolaan sampah terus bergulir. Dan zona II sudah ada pengelolanya, namun sampai saat ini untuk zona I belum juga terlihat progresnya. Apakah masih akan dilanjutkan untuk dipihakketigakan atau diambil alih oleh pemko seperti zona III Rumbai-Rumbai Persisir.
Kalau berdasarkan informasi yang didengar DPRD, kata Roni lelang dibuka lagi awal Agustus ini. “Jika benar kami minta jangan diundur-undur lagi,” tegas Roni.
Mengapa ini diminta untuk dipercepat proses lelangnya, menurut politisi Golkar ini Pemko Pekanbaru sudah punya catatan buruk dalam hal swastanisasi sampah, dan itu benar-benar membuat imej Pekanbaru menjadi tidak baik, tidak hanya di dalam Kota Pekanbaru, akan tetapi sampai ke tingkat nasional.
Dan yang terjadi di zona II juga dinilai tidak sesuai dengan harapan, masih ada keluhan dari masyarakat soal pengangkutannya. ‘‘Dan ini kami nilai pengelolaan untuk zona II juga tidak begitu baik, bisa dikatakan buruk. Barometernya apa? Jelas untuk wilayah Zona II ini masih banyak laporan warga sampah menumpuk dan tak terangkut,” paparnya.
Untuk zona II, terdiri dari Sukajadi, Pekanbaru Kota, Limapuluh, Tenayan Raya, Sail, dan Bukitraya, pelayanannya masih dikeluhkan warga. Ini diminta supaya DLHK melakukan evaluasi dari apa yang sudah dikerjakan oleh oleh pihak swasta itu, PT Samhana Indah.
“Dari apa yang sudah dikerjakan itu harus ada evaluasi, sampai warga merasakan dampak baik dari swastanisasi sampah ini. Karena selagi ada keluhan warga maka pengelolaan tidak baik dan harus ada evaluasi,” sebutnya.
Jadi, percepatan untuk lelang I itu supaya bisa dijadikan perbandingan, dan kedua perusahaan yang bekerja sama dengan pemko bisa saling berpacu untuk menjalankan proyeknya untuk membuat Pekanbaru bersih dari sampah.
Rencana zona I itu adalah wilayah Kecamatan Tampan, Marpoyan Damai dan Kecamatan Payung Sekaki. “Makanya untuk lelang ke empat ini, jangan sampai gagal lagi. Mari kita serius dan berkomitmen bersama, agar tidak ada lagi keluhan sampah di tengah masyarakat,” paparnya.
Roni juga heran, malah ketika diswastanisasikan masalah salah tak kunjung membaik. “Masalah sampah saja tidak selesai, ironis sekali ini,” sebutnya.
Dan untuk lelang ini di zona I, Roni minta supaya dilakukan dengan transparan, mulai dari awal sampai penentuan pemenang.
“Buka ke publik. Perusahaan apa saja yang ikut, kualifikasinya dan hal-hal yang menyangkut proses tender, harus jelas. Kegagalan lelang tiga kali harus dijadikan pelajaran. Jangan sampai gagal empat kali pula, malu kita,” tutupnya.(ade)
Laporan AGUSTIAR, Kota