Wagubri: Masalah Stunting Harus Ditangani Serius

Pekanbaru | Kamis, 31 Maret 2022 - 08:44 WIB

Wagubri: Masalah Stunting Harus Ditangani Serius
Wagubri Edy Natar Nasution didampingi Kepala Perwakilan BKKBN Riau Mardalena Wati Yulia menandatangani kesepakatan antara Pemprov Riau dengan mitra di Hotel Grand Central, Rabu (30/3/2022). (HUMAS BKKBN RIAU)

BAGIKAN



BACA JUGA


PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution mengatakan, Presiden RI Joko Widodo menargetkan angka stunting harus turun menjadi 14 persen pada 2024. Maka untuk itu isu stunting masuk dalam isu strategis nasional dan daerah. Sehingga Pemerintah Provinsi Riau menjadikan penurunan prevalensi stunting sebagai indikator kinerja kepala daerah dalam RPJMD Provinsi Riau 2019-2024.

"Stunting atau gagal tumbuh pada anak masih menjadi permasalah bagi pembangunan manusia Indonesia, sehingga masalah stunting harus ditangani dengan serius," kata Wagubri saat membuka Rekonsiliasi Percepatan Penurunan Stunting dan Rakerda Program Bangga Kencana tingkat Provinsi Riau 2022 di Hotel Grand Central Pekanbaru, Rabu (30/3).


Dikatakan Wagubri, berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi stunting di Provinsi Riau sebesar 22,3 persen, angka ini berada di bawah capaian nasional yakni 24,4 persen.

"Saat ini pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 72/2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, dan Peraturan Kepala BKKBN RI nomor 12 tahun 2021 tentang rencana aksi nasional percepatan penurunan stunting atau RAN Pasti," katanya.

Di Riau, Keputusan Gubernur Riau sudah menerbitkan keputusan tentang Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Riau, karena stunting disebabkan faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan faktor gizi buruk yang dialami ibu hamil maupun anak balita.

Sedangkan Sekretaris Utama BKKBN BI Tavip Agus Rayanto menyampaikan, pemerintah Indonesia telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional. Komitmen tersebut terwujud dalam masuknya stunting ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dengan target penurunan yang cukup signifikan dari kondisi 27,6 persen pada 2019 diharapkan menjadi 14 persen pada 2024.

"Sebelumnya Presiden RI telah menunjuk BKKBN di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) sebagai koordinator atau Ketua Pelaksana percepatan penurunan stunting di Indonesia," ungkap Agus.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Riau Mardalena Wati Yulia menyatakan, tujuan dilakukannya pertemuan untuk meningkatkan komitmen dan koordinasi tim percepatan penangan stunting di daerah dalam pemanduan sinkronisasi dan sinergisitas program dan kegiatan dalam upaya percepatan penurunan stunting dan bangga kencana secara utuh, menyeluruh dan terpadu.

"Tema yang diangkat dalam pertemuan adalah melalui sinergisitas dan konvergensi lintas sektor, bergerak bersama mewujudkan percepatan penurunan stunting dan penguat program bangga kencana di Provinsi Riau," ucapnya.

Komitmen dari berbagai pihak dalam penurunan stunting di Riau dibuktikan dengan perjanjian kerja sama dari lintas sektor yang ditandatangani dengan BKKBN Riau untuk merealisasikan percepatan penurunan stunting di Riau.(eca)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook