KISAH GADIS KORBAN PERKOSAAN EMPAT PRIA SELAMA TIGA HARI

Minta Pulang Kampung dan Tak Berani Sendirian

Pekanbaru | Jumat, 30 November 2012 - 09:46 WIB

Laporan M ALI NURMAN, Pekanbaru redaksi@riaupos.co

Enam hari pasca-kejadian naas yang menimpa dirinya, Ta (22), korban perkosaan dan penyekapan oleh empat pria selama tiga hari, masih mengalami trauma.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Meski kondisi kesehatannya sudah mulai membaik, namun secara psikologis, Ta merasa hancur akibat peristiwa yang tak terbayangkan ini.

Hal ini diungkapkan Helda Khasmi dari Rumpun Perempuan dan Anak Riau (Rupari), lembaga yang melakukan pendampingan terhadap Ta.

‘’Secara psikis dia hancur. Dia belum mau bekerja. Dia mau berada di samping abangnya terus. Dia juga mau minta pulang kampung ke Bagan. Ini menunjukkan bahwa peristiwa yang dialaminya memberikan dampak Ta menjadi merasa tidak berguna,’’ ujar Helda.

Dalam kondisi ini, Helda menyampaikan bahwa peran segala pihak diharapkan, terutama keluarga untuk memberikan dukungan.

‘’Keluarga berperan penting untuk menguatkan. Kita juga lakukan pendampingan psikologi dan hukum hingga ke persidangan nanti,’’ katanya.

Diungkapkan Helda pula, selama pihaknya mendampingi Ta, sebuah informasi mengejutkan muncul. Ta ternyata bukan hanya digagahi oleh para pelaku, namun pelaku sebenarnya juga berencana untuk menjual Ta ke salah satu lokalisasi.

‘’Informasi yang kita dapatkan juga bahwa, pelaku berencana menjual Ta seharga Rp2 juta ke lokalisasi yang ada di Kerinci Kanan. Ini keterangan dari salah seorang yang ada di lokasi namun tidak ikut melakukan (pemerkosaan, red),’’ katanya.

Trauma yang masih dialami Ta juga dibenarkan oleh pihak keluarga. ‘’Dia masih trauma. Kadang kejang-kejang kalau teringat kejadian itu,’’ kata abang ipar Ta, Syarifuddin saat ditemui di kediaman orangtua Ta, Kamis (29/11).

Ta sendiri sudah keluar dari RS Bhayangkari, Rabu (28/11) sekitar pukul 19.30 WIB karena dinilai kesehatannya sudah menunjukkan perkembangan yang positif.

‘’Alhamdulillah, teman-teman, tetangga dan keluarga, semuanya memberikan support dan dukungan,’’ kata Syarifuddin.

Untuk perlahan menghilangkan trauma yang dialami Ta, ia mengatakan, Ta sering dibawa berkeliling untuk sekadar jalan-jalan dan refreshing. ‘’Tadi barusan juga kami bawa jalan-jalan, biar dia bisa senang,’’ imbuhnya.

Syarifuddin mengatakan, ada satu hal yang mengganjal dirasakan keluarga, setelah sekian lama dirawat hingga akhirnya pulang ke rumah, perusahaan tempat Ta bekerja belum menunjukkan kepedulian sedikitpun atas kondisi Ta.

‘’Sampai saat ini belum nampak kepeduliannya. Padahal Ta mengalami ini saat sepulang kerja,’’ keluh sang abang.

Sementara itu, Kapolsek Siak Hulu, Kompol M Sembiring yang menangani wilayah di mana peristiwa terjadi, saat dihubungi Riau Pos terkait perkembangan kasus ini mengatakan, dua orang pelaku lagi yang diduga ikut terlibat masih dalam pengejaran.

‘’Kasus ini masih dalam pengembangan, kita masih melakukan pengejaran terhadap dua pelaku lagi,’’ ujarnya.

Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, Ta, warga Kelurahan Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukitraya menjadi korban penyekapan dan pemerkosaan tiga hari berturut-turut.

Peristiwa ini bermula Senin (19/11) malam sekitar pukul 20.00 WIB. Saat itu Ta pulang ke rumah setelah pulang dari rumah sakit tempat ia bekerja dan diantar oleh seorang temannya bernama Fauzi.

Namun, Ta bukannya diantar ke rumah, sepeda motor Suzuki Spin yang dikendarai Fauzi malah hanya lewat saja di depan jalan ke rumah Ta hingga berhenti di Jalan Labersa tak jauh dari tempat pembuangan sampah.

Saat berhenti di sana, petakapun dimulai. TA dan Fauzi disergap dan diberhentikan oleh lima orang tak dikenal menggunakan dua sepeda motor, Honda Revo dan Vega.

Mereka lalu dipaksa ikut, TA dan Fauzi dipisah, masing-masing berboncengan dengan pelaku dan diapit ditengah.

Di bawah paksaan lima orang ini, Ta dibawa hingga ke Pasir Putih pada lokasi yang penuh dengan kebun sawit. Sampai di sana, TA disuruh buka jilbab dan Fauzi di suruh buka baju oleh pelaku. Di sinilah, perbuatan bejat empat pelaku berlangsung. Ta digagahi bergiliran oleh empat pelaku.

Sedangkan satu orang lagi tidak ikut melakukan pemerkosaan. Ta tak mampu melawan, tubuh kecilnya tak sebanding dengan pelaku yang berjumlah lebih banyak. Sejak Senin malam hingga Rabu malam itu, pelaku tak henti-henti melakukan perbuatan keji pada Ta.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook