PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Bencana kabut asap yang terjadi setiap tahun sejak 18 tahun silam, terutama saat musim kemarau, mendatangkan kerugian yang tak sedikit di sektor bisnis, termasuk bisnis perhotelan atau penginapan.
Menurut informasi, Bank Indonesia Pekanbaru mendata, sedikitnya sejak tiga bulan terakhir, terjadi kerugian dari sektor bisnis perhotelan dan penginapan sebesar Rp60 miliar setiap bulan. Dari pantauan, tingkat hunian hotel-hotel berbintang dan penginapan-penginapan di Pekanbaru, jauh menurun di banding sebelum bencana kabut asap.
Banyak pebisnis dan tamu-tamu, terutama dari kota-kota besar di Indonesia, mengurungkan niatnya datang ke Pekanbaru. Sebab Bandara Sultan Syarif Kasim II nyaris lumpuh selama kabut asap terus memburuk.
Anton Tanusina, pemilik hotel berbintang terkenal di Pekanbaru, yang sejak beberapa tahun terakhir hotelnya selalu mendapat penghargaan, sebagai hotel bintang yang tingkat huniannya paling tinggi di Pekanbaru, juga mengeluhkan turunnya tingkat hunian hotel sejak tiga bulan belakangan ini.
"Ya, seperti yang anda lihat sejak tiga bulan terakhir, tingkat hunian hotel di Pekanbaru memang turun cukup memprihatinkan, akibat bencana kabut asap,’’ kata owner Hotel Furaya, yang akrab disapa Atai ini, Kamis (29/10/2015).
Anton juga menjelaskan, kerugian puluhan miliar rupiah dialami pengelola hotel di Pekanbaru akibat kabut asap. Data yang diperoleh, dari 4.000 kamar hotel yang tersedia di Kota Pekanbaru, hanya 1.200 kamar hotel yang terisi sejak bencana asap melanda.
Laporan: Nofra Saputra
Editor: Fopin A Sinaga