Laporan Lismar Sumirat, Kota lismarsumirat@riaupos.co
Ratusan mahasiswa Fakultas Tarbiyah dam Keguruan (FTK), Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasir (UIN Suska) Riau, melakukan aksi demonstrasi terkait belum cairnya beasiswa, Selasa (29/10) pukul 10.00 WIB.
Padahal mahasiswa dari fakultas lain, sudah mendapatkan haknya.
Aksi mahasiswa dimulai dengan melakukan longmarc dari FTK menuju gedung rektorat. Setiba di depan gedung rektorat, masing-maisng orator menyampaikan tuntutan agar beasiswa mahasiswa FTK bisa dicairkan seperti mahasiswa fakultas lainnya.
Kondisi sempat memanas, setelah mahasiswa memaksa masuk ke gedung rektorat bertemu dengan rektor. Namun, pihak keamanan kampus dibantu Menwa UIN langsung bersiaga agar mahasiswa tetap menunggu di luar.
Aksi saling dorong tidak terelakkan, namun masih bisa diatasi sehingga aksi tidak berbuah anarkis.
Setengah jam kemudian, ratusan mahasiswa ditemui oleh Kabag Kemahasiswaan UIN Suska Dra Eli Sabrifha MAg. Menurut Eli, aksi yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut tidak tepat sasaran.
‘’Beasiswa untuk mahasiswa fakultas lainnya bisa secepatnya dicairkan karena datanya sudah tuntas pada April lalu. Sedangkan dari tarbiyah, hingga Juli datanya belum valid. Bahkan 32 data mahasiswa di antaranya baru dilengkapi baru-baru ini,’’ paparnya.
Namun kondisi yang mulai mereda hampir memanas kembali setelah penjelasan yang disampaikan oleh Eli disambut oleh interupsi dari mahasiswa.
Mereka tidak terima jika tuntutan mereka tidak bisa dikabulkan secepatnya oleh pihak rektorat. ‘’Kami hanya ingin beasiswa kami bisa dituntaskan pekan ini,’’ ujar beberapa mahasiswa.
Merasa penjelasannya tidak didengar, Eli Sabrifha kembali ke ruangannya. Beberapa mahasiswa yang dipimpin Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FTK Nilwanto, kemudian melakukan pembicaraan dengan Eli.
Diwaktu yang sama, Bendahara UIN Suska, Yusrizal SE juga ikut menemui perwakilan mahasiswa.
‘’Kami paham apa yang kalian tuntut, namun kalian juga harus paham. Data ini tentu harus valid baru bisa dicairkan, sehingga tidak terjadi kesalahan pada data dan semuanya bisa mendapatkan apa yang diminta,’’ tutur Yusrizal.
Untuk meresponj tuntutan mahasiswa, Eli meminta pihaknya dibantu dalam melakukan koreksi terhadap data yang dikirim.
‘’Kalau ingin hal ini bisa seceparnya diselesaikan. Kami meminta bantuan sebanyak 10 orang mahasiswa untuk bekerja sama dengan kami dalam mengoreksi data penerima beasiswa ini. Kalau mahasiswa tidak mau membantu, jujur kami tidak sanggup untuk menuntaskannya secepat yang kalian minta,’’ jelas Eli.
Beberapa perwakilan dari Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) se-FTK sepakat dengan usul yang disampaikan. Namun, Nilwanto menginginkan agar Eli Sabrifha menandatangani kesepakatan di atas materai untuk pegangan agar proses beasiswa tidak berlarut.
‘’Kami merasa apa yang kalian minta dengan menandatangani surat ini, tentu salah, karena ini uang negara dan saya tidak ada wewenangnya untuk mencairkan dana. Apalagi yang bekerja membantu kami adalah rekan-rekan kalian juga, sehingga kesepakatan ini tidak tepat sasaran,’’ ujar Eli menanggapi hal tersebut.
Usai pertemuan tersebut, Eli diminta kembali untuk menemui ratusan mahasiswa. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini ratusan mahasiswa malah mendukung apa yang disampaikan Eli.
‘’Tadi sudah dilakukan kesepakatan bahwa perwakilan dari mahasiswa akan bekerja sama dengan kami untuk mengoreksi data agar benar-benar valid. Kalau memang ini bisa kita lakukan, maka beasiswa secepatnya bisa di-SK-kan sehingga secepatnya bisa dicairkan,’’ ujar Eli disambut tepuk tangan oleh mahasiswa.
Secara terpisah, Eli menyesalkan aksi yang sempat memanas tersebut. ‘
’Seharusnya mereka melakukan aksi di FTK, karena data penerima beasiswa yang dikirim terlambat. Kemudian, seharusnya kalau ada hal seperti ini, semestinya bisa dibicarakan baik-baik. Sehingga meraka tahu kondisi sebenarnya dan bisa bertindak dengan lebih baik,’’ tegasnya.(*4/rnl)