Laporan ADRIAN EKO dan HENDRAWAN, Kota redaksi@riaupos.co
Pemko Pekanbaru terus mematangkan rencana pembangunan RSUD Pekanbaru.
Diperkirakan pembangunannya akan menelan biaya Rp150 miliar di mana Rp40 miliar untuk pembangunan fisik.
‘’Dalam Musrenbangnas beberapa waktu lalu sudah kita ajukan pembangunan RS non klas atau klas C. Anggarannya besar dan untuk fisik saja Rp40 miliar, belum yang lainnya. Dalam hal ini kita sangat berharap bantuan pusat melalui APBN. Bagaimanapun penduduk Pekanbaru memerlukan RS ini,’’ terang Wali Kota Pekanbaru H Firdaus ST MT kepada Riau Pos Selasa (28/8) di Kantor Wali Kota Pekanbaru.
Terkait lahan, disebutkan Wako Pemko sudah menyiapkan lahan di Jalan Garuda, Kecamatan Tampan.
Terkait hal tersebut, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pekanbaru, Sofyan menyatakan Pemko memang belum menyerahkan proposal pembangunan RSUD ini.
Pasalnya, pusat meminta Pemko menyiapkan lahan dan detail engineering design (DED) terlebih dahulu. Sementara untuk DED dinyatakan tidak bisa diajukan pada APBD-P mengingat waktu yang tersisa sangat sempit. Untuk itu DED akan dimasukkan pada pembahasan APBD murni 2013 akan datang.
‘’DED itu akan dibuat oleh Dinas Kesehatan, namun tetap harus melalui pelelangan. Makanya pada APBD P ini tidak bis karena waktu yang sempit. Kita harapkan bisa segera dibangun jika tidak bisa tahun 2013 setidaknya 2014 sudah selesai. Untuk anggaran Rp150 miliar tersebut sudah lengkap bangunan dan fasilitasnya,’’ terangnya.
Selalu Penuh
Pasien rujukan dari berbagai Puskesmas di Kota Pekanbaru mendominasi angka kunjungan ke RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru. Pihak RSUD yang beralamat di Jalan Diponegoro ini mencatat 60 persen dari total pasien rawat inap adalah warga Kota Pekanbaru.
Bahkan Direktur Utama RSUD Arifin Achmad Dra Hj Yulwirawati MSi Apt menyebutkan, pasien berasal dari Kota Pekanbaru bisa mencapai 80 persen.
Kondisi ini membuat RSUD selalu penuh, hingga pihak rumah sakit berharap gedung baru untuk penambahan ruangan rawat inap sesegera mungkin selesai.
‘’Kita berharap gedung kelas III cepat selesai. Gubernur dan DPRD juga sudah berkomitmen untuk sama-sama mengejar pengerjaan gedung itu. Target akhir 2013 selesai dan awal 2014 sudah bisa dimanfaatkan,’’ ujar Yulwirawati kepada wartawan saat acara open house di rumahnya, Selasa (28/8).
Yul, begitu pimpinan RSUD ini akrab disapa, mengatakan bed occupation rate rawat inap RSUD rata-rata 80 persen dan sering mencapai 92 persen. Selain itu, pasien rawat jalan RSUD juga rata-rata mencapai 1.000 pasien perhari.
Yul tidak menyangkal bahwa selalu penuhnya RSUD karena tidak adanya RSUD Kota Pekanbaru.
‘’RSUD memang perlu ruang rawat inap baru, saat ini RSUD punya 577 kamar, jika gedung yang sedang jalan pengerjaannya selesai maka akan ada penambahan 400 kamar lagi khusus kelas III. Karena memang pasien yang banyak di RSUD adalah pasien rujukan, baik dari berbagai Puskesmas di Kota Pekanbaru maupun dari RSUD di berbagai kabupaten/kota,’’ jelasnya.
Yul berharap, pasien yang ada di RSUD kabupaten/kota bila masih bisa ditangani di tempat asalnya sebaiknya tidak perlu dirujuk ke RSUD Arifin Achmad yang memang sudah ramai diisi oleh pasien asal ibukota provinsi ini.
Saat ini jelas Yul, 80 persen pasien RSUD masih merupakan pasien hasil rujukan dan mereka dirawat di ruang kelas 3.(fas)