PEKANBARU (RP) - Sebanyak 224 dari 363 lapak (meja tempat jualan pedagang kaki lima) ludes dilalap si jago merah di Pasar Senggol yang berada di belakang MTC Giant, Jalan Soebrantas, Tampan, Pekanbaru, Senin (29/7) sekitar pukul 10.00 WIB.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah.
Api diduga berasal dari tengah kompleks bangunan utama pasar senggol tersebut. Karena barang dagangan banyak yang mudah terbakar, menjadikan api cepat membesar. Bahkan kobaran api terlihat dari jarak 1,5 kilometer. Sekitar satu jam, ratusan lapak pun jadi abu.
Tim pemadam kebakaran tiba di lokasi sekitar pukul 10.30 WIB karena terlambat menerima informasi. Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 11.15 WIB. Meski demikian, sebagian besar lapak dan isinya ludes.
Pedagang yang lapaknya terbakar terlihat histeris. Mereka hanya bisa pasrah melihat barang dagangannya seperti baju, celana, sepatu, termasuk mesin genset yang digunakan beberapa hari terakhir untuk penerangan ludes dalam hitungan menit.
Sementara pedagang Pasar Senggol yang tidak berada di lokasi terlihat berlarian ke arah lapak mereka.
Namun banyak di antara mereka yang harus gigit jari, sembari menangis melihat kondisi lapak yang habis dilalap api. Bahkan ada yang pingsan begitu mengetahui tidak ada yang tersisa dari lapaknya.
Saat kebakaran terjadi, beberapa pedagang menyelamatkan isi lapak yang belum terbakar menjauhi kobaran api. Tanpa melihat pemilik barang, semua ditumpuk menjadi satu seperti sepatu, pakaian dan boneka dan lainnya. Sementara barang dagangan di lapak-lapak yang jauh dari api juga dikeluarkan. Meski tidak terbakar, lapak tersebut mengalami kerusakan parah.
Saat kebakaran terjadi, sempat memacetkan arus lalu-lintas di Jalan HR Soebrantas mulai dari kampus Universitas Riau hingga depan Giant. Kondisi ini sempat menyulitkan petugas pemadam yang hendak menuju lokasi kebakaran. Beruntung saat tiba di lokasi, keperluan air bisa diambil dari kolam yang berada di samping RSJ Tampan. Salah seorang pengelola pasar dari Yayasan Metro Madani, Keken kepada Riau Pos menceritakan, kebakaran mulai terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. ‘’Petugas yang piket tiba-tiba melihat kepulan asap dari tengah pasar. Dalam 20 menit api langsung meluas dan tak terkendali, api begitu cepat merambat, karena lapak terbuat dari bahan yang mudah terbakar,’’ tuturnya.
Berbagai macam barang dagangan untuk persediaan menjelang Idul Fitri yang disimpan pedagang di dalam lapak ludes. ‘’Kerugian diperkirakan mencapai miliaran rupiah, mengingat banyaknya lapak yang terbakar mencapai 224 lapak dari total lapak 363 lapak yang ada di Pasar Senggol,’’ terang Keken. Sementara itu, Raimond, salah seorang pedagang mengaku mengalami kerugian lebih dari Rp35 juta. ‘’Kemarin kami baru siap belanja dan menyimpan barang-barang untuk persedian menjelang Idul Fitri. Namun kami tak menyangka kejadiannya akan seperti ini,’’ tuturnya.
Hal senada juga disampaikan Imel, kerugian yang diderita dari dua lapak yang disewanya diperkirakan mencapai Rp75 juta. ‘’Ahad (28/7) lalu kami baru memasukkan sepatu dan sandal yang tak dijual senilai Rp10 juta. Kami tidak tahu harus memulai dari mana, karena seluruh barang dagangan kami ludes terbakar. Selain itu mesin genset yang baru kami beli juga habis terbakar,’’ tuturnya.
Usai api berhasil dipadamkan, ratusan pedagang mulai membersihkan lapak-lapak mereka, sembari mencari barang yang bisa diselamatkan. Hingga menjelang Maghrib lapak yang berserakan mulai bersih dari tumpukan barang yang terbakar.
Lurah Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Liswarti kepada Riau Pos mengaku kecewa dengan pengelola pasar yang lambat memberitahukan kejadian. ‘’Seharusnya begitu kebakaran terjadi, langsung menghubungi kami agar secepatnya bisa diturukan tim pemadam. Ini apinya sudah membesar baru mereka datang memberitahukan ke kantor. Padahal nomor handphone saya ada pada mereka,’’ keluhnya.
Menurut Liswarti, kebakaran tersebut diduga terjadi karena hubungan arus pendek listrik. ‘’Dugaan sementara hubungan arus pendek listrik. Tapi mengenai penyebabnya kita serahkan kepada aparat kepolisian. Dari data yang kami punya lebih dari 85 persen lapak terbakar,’’ terangnya.
Kapolsek Tampan Kompol Suparman SIK menyebutkan, dugaan sementara penyebap kebakaran adalah hubungan arus pendek listrik dari arah tengah pasar. ‘’Dugaan sementara api berasal dari salah satu kios di tengah pasar. Itu berdasarkan olah TKP yang kita lakukan,’’ ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Pekanbaru, Andy Sukarmen di lokasi kejadian mengatakan, pihaknya menurunkan delapan unit mobil pemadam kebakaran dengan 32 personil. ‘’Kondisi bangunan yang tengah kosong ditinggal pedagang serta bahan-bahan yang dijual mudah terbakar diduga menjadi penyebab cepatnya api menjalar dan menghanguskan lapak para pedagang,’’ katanya.
Dijelaskan Andy, upaya pemadaman sempat sedikit mendapat hambatan karena banyaknya warga yang menonton. Kondisi itu menyulitkan mobil dan petugas untuk masuk ke dalam lokasi. ‘’Diharapkan kepada masyarakat jika ada peristiwa kebakaran untuk tidak berkumpul di lokasi karena hal itu sangat menghambat kerja para petugas,’’ tutupnya.
Ketua Komisi I DPRD Kota Pekanbaru Wahyudianto SH meminta supaya aparat kepolisian mengusut tuntas penyebab kebakaran Pasar Senggol. Indikasi adanya dugaan sengaja dibakar, Wahyudianto belum berani menyimpulkan, semua diserahkan sepenuhnya kepada pihak yang berwajib.
‘’Selidiki hingga tuntas termasuk pengelolanya. Bisa dilihat dari segi safety, apakah ini kelalaian? Apakah penjagaan di sana sudah maksimal atau masih lalai. Apakah ini sengaja dibakar? Tentu perlu pemeriksaan lebih detil,’’ kata Wahyudianto.
Sementara itu, menurut anggota DPRD lainnya, Muhammad Sabarudi ST meragukan konstruksi bangunan yang dinilai tidak layak. Padahal disebutkannya, ini program pemerintah untuk menertibkan pedagang kaki lima supaya berjualan di Pasar Senggol.
‘’Saya tak tahu persis bagaimana konstruksi bangunan pasar itu. Kalau kios dibangun dengan plastik,’’ kata Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru itu.
Menurutnya, ke depan Pemko diminta agar lebih memperhatikan konstruksi pembangunan pasar untuk PKL ini. ‘’Apakah Pasar Senggol itu termasuk pasar tradisional atau bukan, ini yang kita harapkan dijelaskan statusnya,’’ tuturnya.
Kembali Berjualan
Sementara malam tadi (kemarin), puluhan pedagang kembali mengisi lapak yang selamat untuk berjualan. Selain itu ada juga yang berjualan di lahan parkir yang berada di depan Pasar Senggol layaknya Pasar Jongkok.
Bangunan Pasar Senggol ini terdiri dari 81 tenda di kompeks utama. Satu tenda itu diisi rata-rata empat lapak dengan jumlah total 324 lapak. Sebanyak 56 tenda atau 224 di antaranya ludes terbakar. Sementara 18 lapak dan sembilan tenda di luar kompleks utama selamat dalam kebakaran tersebut.
Yayasan Metro Madani ditunjuk melalui SK oleh Wali Kota Pekanbaru untuk mengelola Pasar Senggol, dengan Viko Mukhlizar sebagai ketua pengelola dan Anis Munzir sebagai ketua dewan pembina. Pasar Senggol masih di bawah binaan Pemerintah Kota Pekanbaru.
Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT mengatakan, turut prihatin atas musibah kebakaran yang manghabiskan ratusan lapak di Pasar Senggol itu. Apalagi ini terjadi disaat pedagang mempersiapkan diri untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri. Dia meminta kepada stakeholder terkait untuk dapat berfungsi dengan baik dalam menyikapi musibah ini.
‘’Tentu selaku kepala daerah ikut prihatin terhadap musibah ini, dan juga kerugian yang dialami para pedagang,’’ kata Firdaus yang disampaikan oleh Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru Haris Rozi.
Disebutkan Rozi, saat kejadain Wako sedang tugas di luar kota, Jakarta namun setiap saat memonitor melalui dirinya. ‘’Sepulang dari Jakarta, Pak Wali akan meninjau langsung kondisi Pasar, dan selanjutkan akan memanggil semua stakeholder untuk digelar rapat dan mendengarkan laporan dari masing-masingnya, setelah itu baru digesa langkah kedepan. Insya Allah, Selasa (30/7) sekira pukul 11-12 siang akanmeninjau,’’ ujar Rozi menyampaikan pesan Wako.
Jika melihat proses pemindahan pedagang pasar jongkok yang berjualan di Jalan HR Soebrantas, Panam, Pekanbaru ke lokasi belakang Giant dilakukan, Selasa 4 September 2012 beberapa hari sebelum dilaksanakannya Pekan Olahraga Nasional (PON) di Riau.
Pemko bekerja sama dengan Yayasan Pekanbaru Metropolitan dan Madani (YPMM) sudah menyediakan lahan di sana. Pemindahan pedagang dilakukan secara bertahap. Hasil pendataan yang sebanyak 258 pedagang.
Mengenai pemindahan pedagang ini, Pemko sudah rapat dengan pihak YPMM dan pedagang pada Jumat 31 Agustus 2012 di ruang rapat Wali Kota yang ketika itu dipimpin Asisten Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota (Setdako) Pekanbaru, HR Dorman Djohan. Lokasi pasar di belakang MTC Giant ini mampu menampung 350 PKL. Sejak itu, sebagian pedagang pasar jongkok yang berjualan di HR Soebrantas beraktivitas di sana sampai sekarang. (gus/*4/*5)