KEBAKARAN PASAR SENGGOL PANAM

Yang Tersisa pun Masih Dijarah

Pekanbaru | Selasa, 30 Juli 2013 - 11:50 WIB

Yang Tersisa pun Masih Dijarah

Para pedagang Pasar Senggol berharap bisa meraup rezeki lebih jelang Idul Fitri yang tinggal beberapa hari lagi. Tapi apa daya, barang dagangan mereka ludes dilalap si jago merah hanya dalam hitungan menit.

Laporan AGUSTIAR, Pekanbaru agustiar@riaupos.co

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pagi itu, asap hitam membubung tinggi dari belakang bangunan

MTC  Giant, Panam, Pekanbaru. Hermanto pun penasaran. Ia berlari menuju arah asap. Namun terkejut saat tiba di lokasi kejadian.

‘’Astaghfirullah, rupanya kedai saya yang terbakar’’ ujar pedagang kain di Blok L Pasar Senggol saat melihat lapaknya telah jadi abu.

‘’Tak ada yang bisa diselamatkan lagi, padahal baru belanja kemarin untuk jualan hari raya (Idul Fitri, red),’’ sambil menunjukkan lapaknya yang masih terlihat kepulan asap putih.

Ia mengaku mengelami kerugian Rp15 juta. Padahal, ini tempatnya mencari nafkah. Suasana haru terlihat saat pedagang perempuan menangis bahkan ada yang dan menjerit histeris saat menyaksikan lapak mereka terbakar.

 ‘’Habis semuanya, tak ada yang tersisa’’ ucapnya dengan suara parau dan air mata meleleh di pipi. Sama seperti Hermanto, pedagang lain menyayangkan dan menyesali api yang menghabisi lapak mereka. Rata-rata mereka sudah berbelanja untuk persiapan jualan Idul Fitri yang tinggal menghitung hari.

‘’Semua barang belanja kemarin kami bawa ke kedai. Hanguslah semuanya, tak ada lagi tersisa sedikit pun. Jadi abu... Jadi abu dek..,’’ kata seorang ibu sambil menangis histeris.

Anton, pedagang sepatu dan tas ransel di Blok E Nomor 8 dan 16 menjadi salah satu pedagang yang beruntung. Lapak tempatnya berjualan meski sempat terbakar, tapi cepat diselamatkan.  ‘’Sepatu ada 20 kodi yang terbakar Bang. Sandal 30 kodi, ini yang bisa diselamatkan, taksiran kerugian Rp40 juta,’’ ungkapnya sambil menunjuk beberapa barang yang selamat dengan isak tangis.

Lurah Simpang Baru Liswarti bersama stafnya tampak sibuk membantu mendata lapak. Usai mendapatkan data, dia memanggil wartawan. ‘’Ini datanya, mana wartawan lain,’’ kata Liswarti pada wartawan yang memang menunggunya.

Namun di tengah musibah yang diderita pedagang ini, masih ada yang yang memanfaatkan kesempatan mencari keuntungan pribadi. Pedagang korban kebakaran mengeluhkan banyaknya pelaku penjarahan sisa barang yang terbakar.‘’Saya sibuk menyelamatkan barang ke lokasi yang aman, ternyata barang yang di kios sudah diambil orang pula,’’ cerita Rudi, pedagang sendal yang barangnya dijarah oleh sekolompok pemuda.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook