Purna MTQ di Kapling-kapling, Ruang Terbuka Kota Pekanbaru Makin Sempit

Pekanbaru | Senin, 30 Juli 2012 - 15:19 WIB

Purna MTQ di Kapling-kapling, Ruang Terbuka Kota Pekanbaru Makin Sempit
Kawasan purna MTQ yang dulunya indah dan asri kini sudah tercabik-cabik, dikapling-kapling untuk berbagai kepentingan. Ada bangunan bowling dan rencana RITOS misterius yang dipagar beton sekelilingnya. Pagar beton ini memperburuk dan mempersempit ruang terbuka kota di purna MTQ ini.(foto aznil fajri/riau pos)

Riau Pos Online-Bangunan di kawasan purna MTQ atau Bandar Serai Pekanbaru pemberian dari PT Caltex Pacific Indonesia (PT CPI) dulunya diberikan kepada Pemprov Riau sebagai sumbangan PT CPI dan kepedulian PT CPI terhadap daerah ini.

Dulu warga Kota Pekanbaru sangat berbahagia karena PT CPI membangunkan kawasan ruang terbuka kota di MTQ ini tempat warga berekreasi, wisata kota lengkap dengan nafas seni budaya karena terdapat berbagai bangunan berarsitektur khas daerah kabupaten/kota di Provinsi Riau. Dulu di tengah lokasi bandar serai ini terdapat lapangan hijau tempat aktivitas warga kota. Tapi kini lapangan hijau ini sudah dibangun bangunan teater.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kini kawasan purna MTQ makin babak belur karena dicabik-cabik, dikapling-kapling untuk berbagai kepentingan seperti pembangunan venue bowling, Riau Town Square (RITOS), dan bangunan lainnya. Anehnya dan banyak dipertanyakan warga kenapa venue bowling ini disusul dengan membangun pagar beton sekelilingnya, ini bisa membelah ruang, mengisolasi ruang lainnya, dan menyatu dengan rencana bangunan RITOS. Bangunan RITOS misterius membonceng ke bangunan bowling karena disatukan oleh pagar sekelilingnya. Kepentingan siapa di balik ini?

Bowling memang untuk kepentingan PON dan masyarakat luas, tapi bangunan RITOS untuk kepentingan siapa dan untuk apa? Menurut Putri dkk sebagai warga Pekanbaru ia sering berolahraga di lokasi purna MTQ ini sambil rekreasi ke lokasi purna MTQ tersebut. Ini karena tak ada pilihan lain karena di purna MTQ inilah tempat yang nyaman berolahraga dan rekreasi murah.

Tapi kini kawasan ini makin dikapling-kapling dan dipersempit membuat warga, remaja, pelajar makin terdesak dan kurang nyaman rekreasi ke lokasi itu. Anehnya lanjut putri di Pekanbaru ini, kawasan terbuka kota dikapling-kapling, dipersempit, bukannya diperluas sesuai teori ilmu perencanaan kota, di lain pihak mirisnya kawasan Jalan Gajah Mada, Jalan Diponegoro yang seharusnya fungsinya sebagai jalan umum tapi akhirnya ditutup setiap hari Ahad untuk kawasan Car Free Day.

Padahal kegiatan Car Free Day itu bisa dilaksanakan di ruang terbuka kota kalau memang ruang terbuka kota itu disediakan Pemerintah. Tapi banyak ruang terbuka kota di Pekanbaru kini berubah fungsi dan dikapling-kapling Pemerintah menjadi fungsi tertentu seperti bangunan bowling dan RITOS yang diikuti dengan membangun pagar beton keliling yang membelah dan mencabik-cabik keasrian kawasan purna MTQ Pekanbaru.(azf)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook