BERBAGAI KOMUNITAS PERINGATI SUMPAH PEMUDA

Sumpah Itu Bernama Sumpah Satu

Pekanbaru | Kamis, 29 Oktober 2015 - 11:07 WIB

Sumpah Itu Bernama Sumpah Satu
IKRAR: Perwakilan berbagai komunitas mengikrarkan bersama sumpah pemuda dalam ”Sumpah Satu” yang ditaja Komunitas Seni Rumah Sunting di Tugu Perjuangan.

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - "Kami putra-putri Indonesia bertanah air satu, tanah air Indonesia. Kami putra-putri Indonesia berbangsa satu satu, bangsa Indonesia. Kami putra-putri Indonesia berbahasa satu, bahasa Indonesia.’’

Menjelang tibanya hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2015, segenap pemuda yang tergabung dalam berbagai komunitas, melaungkan kembali sumpah pemuda itu. Sumpah yang pertama kali diikrarkan 87 tahun silam tersebut, malam itu menggema di depan tugu perjuangan Jalan Diponegoro-Gajah Mada. Tepatnya di depan rumah dinas gubernur Riau. Hujan deras yang menyisakan rintik menjelang tengah malam itu, tidak menyurutkan semangat mereka untuk berkumpul.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kegiatan yang dilaksanakan Komunitas Seni Rumah Sunting dengan tema Sumpah Satu tersebut dihadiri pemuda dari berbagai komunitas. Antara lain, Paragraf, Komunitas Malam Puisi, Pendaki Gunung Indonesia (PGI) Riau, Komunitas Musikalisasi Gendul, Laskar Penggiat Ekowisata Riau, My Trip My Adventure (MTMA) Riau, Sangggar BAP, Sanggar Sri Melayu, PCMI Riau,  Bahtera Kata, Baraq Teater, Matan Teater, Pondok Belantara, Green Peace, Konkrit Genggaman, Mr Autist, Mapala UIR, Mapala UIN, River Devender, Komunitas Anak Negeri, Latah Tuah , Bagpacker Pekanbaru dan beberapa lainnya.

Ketua Komunitas Seni Rumah Sunting, Ilham Noveriza, menyebutkan, kegiatan tersebut sengaja dilaksanakan di ruang terbuka, bahkan di pinggir jalan agar diketahui masyarakat banyak. ‘’Kami ingin perayaan ini bukan hanya kami yang merayakan, tapi juga seluruh masyarakat. Makanya kami sengaja melaksanakan dipinggir jalan. Alhamdulillah, meski hujan, acara berjalan lancar,’’ katanya kepada Riau Pos.

Hujan yang mengguyur sore itu membuat acara menjadi semakin sederhana. Meski begitu, berbagai pergelaran seni tetap dilaksanakan. Tidak hanya puisi, tari dan musik, tapi juga teatrikal. Semuanya dikemas sedemikian rupa dalam pergelaran yang diberi nama Sumpah Satu.Pertunjukan itu menceritakan semangat perjuangan sumpah pemuda 87 tahun silam dan Indonesia kekinian, serta Riau saat ini. Perwakilan berbagai komunitas juga turut membacakan puisi-puisi mereka malam itu.

Kegiatan yang dilaksanakan hingga menjelang tengah malam itu diakhiri dengan menyanyikan lagu Tanah Airku dan doa bersama.

 ‘’Kami berusaha mengajak masyarakat dan pemuda untuk mengingat kembali peristiwa 87 tahun lalu. Waktu itu, Bahasa Melayu kita ini menjadi Bahasa Indonesia. Betapa semangatnya pemuda ketika itu. Pemuda saat ini tidak boleh kalah. Harus lebih bersemangat dan bersatu dalam segala situasi. Harus memaknai sumpah pemuda itu dengan sedemikian rupa. Tunjukkan prestasi di bidang masing-masing. Itu sumbangsih untuk negeri ini,’’ kata Pembina Komunitas Seni Rumah Sunting, Kunni Masrohanti pula.

Kegiatan itu disambut sedemikian rupa oleh komunitas yang hadir. Ketua PGI Riau, Roby yang hadir malam itu mengaku senang bisa hadir dan bersama-sama mengirarkan sumpah pemuda kembali. ‘’Kami yang sudah semangat menjadi lebih semangat. Di sini berbagai komunitas berkumpul. Di sini kita juga bisa diskusi apa yang mestinya dilakukan bersama,’’ ujar Roby.(*6/yls)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook