KOTA (RP) - Hingga saat ini, tamatan sarjana di Kota Pekanbaru masih banyak yang menganggur. Hal ini terjadi karena tamatan sarjana yang ada masih banyak yang belum siap untuk memasuki dunia kerja yang sudah disediakan.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Pekanbaru, melalui Kabid Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Alma Idris kepada Riau Pos akhir pekan lalu mengatakan, untuk memasuki sebuah dunia kerja, hal yang pertama dituntut adalah harus memiliki skill.
Apakah bentuknya cakap dalam menggunakan bahasa Inggris atau pun mahir di dalam menggunakan komputer secara keseluruhan. Sementara yang terjadi terhadap sejumlah tamatan sarjana sekarang ini kata Alma, kebanyakan dari mereka tidak mampu untuk menggunakan bahasa Inggris yang baik, dan serta tidak mampu dalam mengoperasikan komputer secara keseluruhan. Satu hal lagi, para tamatan sarjana yang ada di dalam mendapatkan pekerjaan masih terkesan memilih.
‘’Mengapa kita mengatakan kebanyakan dari tamatan sarjana ini yang memilih dalam mendapatkan pekerjaan, ini kita lihat pada saat pelaksanaan Jop Expo yang lalu, dari 1.000 lowongan yang disediakan, tidak semuanya bisa diisi oleh para tamatan sarjana yang ada di Pekanbaru. Padahal lowongan pekerjaan yang disediakan itu sebagian besarnya adalah di bagian finance ataupun pekerjaan yang sedikit rendah,’’ ungkapnya.
Mengapa lowongan yang ada tersebut tidak bisa diisi lanjut Alma lagi, karena terkesan dari para tamatan sarjana ini memilih di dalam mendapatkan pekerjaan. Harusnya mereka berusaha untuk mengambil lowongan pekerjaan yang ada itu terlebih dahulu untuk sebagai loncatan dalam mendapatkan sebuah pekerjaan yang lebih baik.
‘’Kalau ada lowongan PNS yang buka, maka peminatnya sangat luar biasa, dalam satu hari itu jumlahnya bisa mencapai 400 orang, padahal lowongan pekerjaan yang tersedia di PNS itu tidaklah seberapa besar,’’ ujarnya.
Di sisi lain katanya, Disnaker sudah cukup banyak mengadakan pelatihan, tapi jumlah peserta yang ikut dalam pelatihan itu, khususnya dari tamatan sarjana sangat minim. Pelatihan yang dilaksanakan itu lebih diburu oleh kalangan tamatan setingkat SMA.
‘’Ini terjadi karena mereka belum siap untuk memasuki dunia kerja. Mereka mau bekerja, tetapi tidak memiliki skill dan tidak mau untuk mengikuti pelatihan keterampilan yang sudah disediakan oleh Disnaker,’’ tutupnya.(lim)