Laporan Agustiar, Pekanbaru agustiar@riaupos.co
Dua penerbangan rute Jakarta-Pekanbaru pesawat Garuda Indonesia dan Mandala Air mengalami keterlambatan akibat kabut fog (kabut air) yang terjadi di udara Pekanbaru.
Jarak pandang yang terbatas membuat masing-masing pilot pesawat menunda (delay) keberangkatannya dari Jakarta, dan khusus untuk Mandala Air terpaksa mengalihkan pendaratan (divert) ke Bandara Kualanamu, Medan, Ahad (28/7).
Informasi yang dirangkum Riau Pos dari Airport Duty Manager PT Angkasa Pura (Persero) Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Hasnan, menyebutkan akibat fog ini jadwal penerbangan khususnya untuk kedatangan dua maskapai itu terganggu. Karena jarak pandang 800 meter.
‘’Untuk landing (mendarat) tidak maksimal dengan jarak 800 meter itu, jadi harus di di atas 1.000 demi keselamatan penerbangan. Akibatnya dua penerbangan delay, kedatangan dan Mandala malah divert ke Medan,’’ jelas Hasnan menjawab Riau Pos.
Dikatakannya lagi, untuk Garuda Indonesia memang memonitor kondisi cuaca saat akan berangkat. Mendapatkan informasi cuaca buruk dengan jarak pandang yang terbatas, Garuda memilih menunda penerbangan selama satu jam.
Sedangkan untuk Mandala Air sudah terlanjur terbang, namun karena jarak pandang tidak
memungkinkan untuk mendarat makanya dialihkan ke Medan.
‘’Sekitar 2,5 jam Mandala delay. Harusnya Mandala itu sudah masuk SSK II itu pukul 06.55 WIB, karena fog dan divert pukul 9,30 WIB baru landing ke SSK II,’’ ungkap Hasnan.
Untuk Mandala yang seharusnya juga dari Pekanbaru langsung terbang ke Jogja pun mengalami delay.
‘’Efek domino untuk Mandala, tujuan Pekanbaru-Jogja juga terpaksa delay,’’ tambahnya lagi.
Jika kedatangan mengalami gangguan fog, untuk keberangkatan dari Pekanbaru justru tidak terjadi persoalan, semua jadwal penerbangan normal tidak ada gangguan.
‘’Kalau dari Pekanbaru untuk take off (lepas landas) aman dan normal,’’ tegasnya menjelaskan.
Ditanbahkan Hasnan, kabut yang terjadi ini dari informasi yang dia dapat dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru, kabut ini adalah fog (air), bukan kabut asap.
‘’Katanya fog bukan kabut asap yang diakibatkan oleh kebakaran hutan dan lahan,’’ ungkap Hasnan.
Dari catatan Riau Pos, sepanjang Ramadan 1434 H ini, untuk gangguan fog di SSK II bukan yang pertama, sebelumnya juga sempat terjadi pada Senin (22/7), dan terpaksa membuat Bandara close lebih kurang tiga jam.
BMKG Pekanbaru menegaskan yang terjadi dan mengganggu udara Pekanbaru itu adalah murni fog, bukan asap. Diakibatkan oleh kelembaban (RH) maksimum mencapai 99 persen.
‘’Jadi fog itu adalah partikel basah di udara, jadi kalau kelembaban 99 persen dan jarak pandang kurang dari 1000 meter, itu adalah fog. Jika terkena sinar matahari perlahan hilang,’’ kata staf analisa BMKG Tri Puryanti.
Jika pihak Bandara menyebutkan jarak pandang minimum itu 800 meter, namun pihak BMKG mengatakan jarak minimum itu lebih pendek lagi 500 meter pada pagi hari itu.
Ditambahkan Hasnan lagi, penerbangan baru lancar sekitar pukul 8.00 WIB. ‘’Ya, seiring munculnya matahari pagi, fog pun hilang sehingga penerbangan kembali lancar,’’ tutupnya.(rnl)