PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Keberadaan masjid paripurna bukan saja untuk beribadah semata, tetapi dapat digunakan untuk kemaslahatan umat. Seperti kegiatan sosial, ekonomi, budaya dan keagamaan.
Demikian ungkapkan Asisten IV Setda Kota Pekanbaru Bidang Kesejahteraan rakyat Ir H Sentot Djoko Prayitno MM saat menjadi narasumber pada acara sosialisasi manajemen masjid paripurna yang ditaja Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Pekanbaru di Aula Pemko, Senin (28/11/2015)
Kata Sentot, untuk menuju kota Metropolitan yang Madani perlu dilakukan sosialisasi falsafah kerja sebagai pedoman dalam menjalankan tugas yang terangkum dalam Trilogi Pembangunan. Yakni dimensi Akhlak untuk selalu bekerja secara profesional, amanah dan santun, sedangkan dimensi Kualitas mencakup disiplin kreatif dan inovatif, selanjutnya dimensi karakter menganjurkan untuk bekerja keras, bergerak cepat, bertindak tepat dan tuntas.
"Masjid paripurna juga dapat menciptakan masyarakat berkualitas yang sehat jasmani, rohani, mandiri, tangguh dan berdaya saing menuju Pekanbaru sebagai Kota Metropolitan yang madani," ungkapnya
Sementara itu, Kadis Koperasi dan UKM Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut menjelaskan kehadiran masjid paripurna sangat erat hubungannya dengan Koperasi karena ke depan setiap masjid paripurna akan mendirikan koperasi. Dimana anggotanya berasal dari jamaah masjid setempat.
"Saat ini sudah ada 924 koperasi di Kota Pekanbaru, cuma yang masih aktif berjumlah 369 dan selebihnya akan dibubarkan karena dikategorikan tidak sehat atau tidak aktif," kata Ingot Ahmad Hutasuhut.
Laporan: Riri R Kurnia
Editor: Yudi Waldi