PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Upaya pemerintah dalam pengentasan tengkes (stunting) di Kota Pekanbaru dinilai baik untuk capaian zero atau nol kasus. Namun diharapkan dalam mengatasi tengkes dapat dilakukan secara berkelanjutan dan tidak hanya sesaat saja.
Hal ini ditegaskan Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru Ir Nofrizal MM, Ahad (27/8). Ia mengatakan penanganan stunting juga tidak bisa dilakukan hanya sekadar memberikan bantuan saja.
"Makanya kami minta untuk anggarannya, bisa ditambah lagi. Tahun depan porsinya harus lebih besar dari tahun ini. Karena stunting itu, dari hasil kunjungan kami ke lapangan, benar-benar ada di Kota Pekanbaru,” kata Nofrizal.
Sebagaimana target pemko sendiri, kasus stunting alias gizi buruk di Kota Pekanbaru, ditargetkan nihil hingga akhir tahun 2023 ini. Semuanya nanti tergantung keseriusan pemerintah saja.
Menurut Nofrizal, jika hanya memberikan makanan dan susu formula sekali atau dua kali saja, maka dipastikan tidak akan selesai kasus stunting ini. Tapi, disarankan juga, langkah yang harus dilakukan, membantu korban gizi buruk secara kontinu, plus membantu ekonomi keluarga secara berkala. Apalagi kasus stunting ini merupakan program nasional, yang wajib dituntaskan oleh pemerintah daerah.
Menurutnya, bantuan langsung dan bantuan secara kontinu lah yang bisa menurunkan angka stunting. Apalagi dari hasil kunjungan lapangannya ke beberapa tempat di Kota Pekanbaru, masyarakat yang terpapar stunting tersebut, kebanyakan dari ekonomi kurang mampu.
"Jadi, mereka ini harus kita bantu dari semua sektor. Tidak hanya anaknya yang stunting, tapi juga pemerintah hadir membantu ekonomi mereka. Baik berupa lapangan pekerjaan, maupun bantuan peralatan yang bisa menunjang ekonomi keluarganya,” ungkapnya yang langsung menemui beberapa anak stunting di Pekanbaru.
Soal anggaran yang ideal untuk penanganan stunting di Kota Bertuah ini, Nofrizal mengaku, tidak bisa memaparkan secara rinci. Sebab, anggaran yang dimaksud, tidak bisa dititipkan di satu OPD saja. Tapi harus beberapa OPD, seperti Dinsos untuk bantuan peralatan, BKKBN untuk bantuan KB dan lainnya, Disnaker untuk suami/istri yang pengangguran, Diskes untuk pengobatan, Disdik bagi anaknya yang butuh biaya sekolah, dan OPD terkait lainnya.
"Ini yang kami maksudkan bantuan komprehensif. Hal ini juga untuk mengangkat keterpurukan ekonomi keluarga, agar tidak masuk zona miskin ekstrem lagi. Kalau ekonominya sudah mampu, ke depan untuk biaya anaknya yang sakit permanen, bisa ditalangi sedikit demi sedikit,” terangnya.
Dari pemberitaan di Riau Pos sebelumnya, politisi PAN ini setidaknya sudah mengunjungi beberapa anak stunting di Kota Pekanbaru. Nofrizal mengaku prihatin, Mereka semua butuh uluran tangan, agar bisa hidup normal seperti anak-anak kebanyakan. Namun orangtuanya tak mampu mengobati anak-anaknya ini, sesuai standar pengobatan medis layaknya.
”Hal ini disebabkan, karena kondisi ekonomi keluarga yang serba pas-pasan. Maka ini harus menjadi perhatian semua kalangan khususnya pemerintah,” tuturnya.(yls)
Laporan AGUSTIAR, Kota