Siswa Sekolah Tahfiz Plus Khoiru Ummah Melakukan Iktikaf

Pekanbaru | Selasa, 28 Mei 2019 - 10:22 WIB

Siswa Sekolah Tahfiz Plus Khoiru Ummah Melakukan Iktikaf
Sekolah Tahfiz Plus Khoiru Ummah sedang menjalankan iktikaf di Masjid Al Falah Darul Muttaqin, Jalan Sumatera, Senin (27/5/2019). (*3/ MARSHAL/ RIAU POS)

PEKAN BARU (RIAU POS. CO)  -- Sepuluh hari Ramadan terakhir dijadikan sebagian besar umat muslim untuk melakukan iktikaf, tak terkecuali di Pekanbaru. Rupanya iktikaf tersebut pun mengundang Sekolah Tahfiz Plus (STP) Khoiru Ummah untuk ikut melakukannya. STP tersebut melakukan iktikaf di Masjid Al Falah Darul Muttaqin, yang berlokasi di Jalan Sumatera.

Menurut Kepala Sekolah Tahfiz Plus Khoiru Ummah, Abdul Muhaimin, kegiatan iktikaf pada intinya memberi pendidikan kepada anak-anak tentang iktikaf yang pahalanya luar biasa. Hal itu pun agar menjadi anak saleh dan tahfiz sebagai generasi penerus bangsa. Memimpin bumi dengan Alquran.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Katanya, terdapat anak SD dan SMP yang ikut iktikaf selama tiga hari, dimulai Senin (27/5) sampai Rabu (29/5).

Kemudian, agenda iktikaf dimulai registrasi dari pukul 08.00 WIB. Lalu dilanjutkan dengan tadarus, khoilullah atau tidur sebentar sebelum Salat Zuhur barulah salat.

Kemudian dilanjut kembali tadarus dan istirahat tidur sampai Salat Asar. Bersih-bersih mandi dan mendengarkan tausiah serta nonton bareng film Islami. Hingga akhirnya berbuka dan makan malam.

Kegiatan pun dilanjut dengan Salat Tarawih hingga tadarus lalu tidur sampai jam tiga pagi yang disusul Salat Tahajud. Pada pukul 04.00 WIB sahur, hingga Salat Subuh dan mendengarkan kajian lalu olahraga ringan dan melanjutkan kegiatan berlanjutan.

Sementara menurut pemandu acara, Husein, sang guru tahfiz yang juga wali kelas, bahwa di STP terdapat tiga sekolah untuk di Pekanbaru TK sejak 2014, SD sejak  2011, SMP sejak 2016. Dalam sambutannya, kegiatan iktikaf untuk memupuk diri mereka melalui sikap untuk beramal saleh di bulan Ramadan.

Sebab, katanya, usia dini itu usia pra balig (kelas 4-6)  dibentuk pemahanam Islam dari sekarang agar terbiasa, seperti untuk kemandirian dan tidak bergantung pada orangtua. Sehingga yang ikut iktikaf hanya ada siswa dan guru.

“Di STP menggunakan kurikulum mandiri tidak dari nasional, yaitu berbasis akidah Islam. Dan yang merancang dari Bogor, seorang pendirinya bernama Ummu Khairani,” jelasnya.

Lebih lanjut, setingkat dengan SD, karena tidak ikut kurikulum nasional di akhir tahun pendidikan, mereka ikut tes paket ujian kesetaraan. Hal itu jika menyambung ke sekolah lain, namun jika menyambung di STP langsung diterima.

Jelasnya, cita-cita STP sampai perguruan tinggi. Di Pekanbaru masih sampai SMP, di Bogor sampai SMA. Program unggulan adalah tahfiz.

Seorang guru bernama Viviana Sari pun turut menanggapi, dengan adanya iktikaf anak-anak dapat mendekatkan diri kepada Allah dan memanfaatkan bulan Ramadan sebaik-baiknya dan memanfaatkan malam lailatul Qadar untuk tahfiz atau tadarus, berzikir mendengar tausiah dari guru. Lalu untuk mengisi malam Lailatul Qodar 10 hari terakhir di bulan Ramadan.

“Karena rutin setiap tahun dijadikan sebagai program kelas. Yang dibawa kelas 4 SD sampai kelas 6 SD. Kemudian anak 1 SMP sampai 3 SMP.  Total anak SD yang ikut, ikhwan 17 akhwat 11. Anak SMP sekitar ikhwan 15 dan akhwat 10 orang,” paparnya.(*3)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook