PEKANBARU (RIAU POS. CO) -- Sejatinya narkoba banyak digunakan untuk kepentingan medis atau bidang kedokteran. Kendati demikian, banyak masyarakat menyalahgunakan narkoba dan digunakan untuk hal-hal negatif yang merugikam dirinya sendiri mau pun orang lain.
Hal ini dikatakan oleh Kasi Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Riau Dina Fitriana Lubis. Ia juga mengungkapkan jika tidak ada satu pun daerah di Indonesia yang tidak terkontaminasi penyalahgunaan narkoba.
“Hingga pelosok tanah air, tak ada satu daerah pun yang tak tercemar narkoba,” ucap Dina.
Tak hanya itu, pengguna narkoba juga dari beragam kalangan, mulai dari kaya hingga miskin, tua dan muda. Anak-anak usia sekolah dasar bahkan tak luput dari penyalahgunaan narkoba.
Dina menuturkan, tren yang dilakukan oleh anak-anak usia sekolah dasar biasanya menggunakan peralatan sederhana dam murah sebagai alternatif lain untuk mengkonsumsi narkoba. Salah satu caranya adalah dengan menghirup lem atau bensin.
“Anak-anak usia SD-SMP yang tidak mampu beli ganja dan sabu sudah coba-coba ngelem dan memghirup bensin. Narkoba ini gak murah, tapi menyasar anak-anak, mampunya mereka beli bensin sama lem,” pungkas Dina.
Selain itu, Dina menuturkan usia remaja hingga mahaiswa adalah masa di mana mereka mencoba untuk mengikuti tren terbaru. Mereka rentan terhadap penyalahgunaan dan peredaran narkona. “Usia anak sekolahan dan mahasiswa ini labil dan mudah dipengaruhi,” tutur Dina.
Dina juga menyesalkan, 75-80 persen lapas sebagian besar penghuninya tersangkut masalah hukum narkoba. Sementara itu, rupanya hukuman mati ternyata tak memberikan efek jera bagi pelaku pengedaran dan penyalahgunaan narkoba.
“Hukuman mati ternyata tidak memberikan efek jera kepada yang lain. Contohnya setelah hukuman mati Fredy Budiman, pengguna narkoba makin bertambah,” tutup Dina.(*2)