(RIAUPOS.CO) - WARGA mengantre di depan sebuah pangkalan elpiji 3 kilogram (kg) di Jalan Balam, Kelurahan Kampung Melayu, kemarin. Meski pihak pangkalan menyebutkan pasokan elpiji lancar, tapi antrean tetap saja terjadi.
"Mobil belum datang, mereka sudah antre duluan di depan warung,” ujar pemilik pangkalan gas, Rey kepada Riau Pos, Kamis (26/4).
Kuota yang didapat Ray tidak begitu banyak. Dalam sepekan ia hanya menerima 80 tabung elpiji 3 kg. Ray menjelaskan, pihaknya sudah meminta penambahan. Tetapi belum disetujui.
Di sekitar pangkalannya memang banyak terdapat pedagang. Sehingga ia membatasi pembelian. “Satu KK satu tabung,” terangnya.
Ray juga menerangkan, pihaknya mencatat nama pembeli di lock book dan memberikan kwitansi. Hal ini sebagai laporan kepada agen. Dari lock book tersebut akan terlihat siapa saja penggunanya.
Ia berharap ada solusi untuk mengatasi kesulitan masyarakat dalam mendapatkan elpiji 3 kg serta berharap masyarakat mau beralih menggunakan tabung 5,5 kg. “Kasihan lihat yang datang tapi barangnya sudah habis,” ujarnya.
Sumini termasuk yang harus rela tidak mendapatkan gas hari itu. Warga Jalan Rajawali ini, mengaku sudah dua hari kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg. Karena kesulitan, ia pun berpikir untuk mengganti ke tabung bright gas. “Mungkin harus pakai yang pink (bright 5,5 kg, red),” ujarnya.
Ini sebenarnya bukan persoalan baru. Diduga masalahnya bukan karena kuotanya sedikit, tapi karena permainan di tingkat pangkalan.
Seperti yang diungkapkan Ratih. Di pangkalan dekat rumahnya, ada mobil datang memasok dua kali sepekan, Selasa dan Jumat.
“Jarak pengiriman gas tersebut 3 hari dengan kuota 200 tabung. Tapi dalam hitungan satu jam bisa habis. Padahal tiga hari jarak pengirimannya. Jadi ke mana gas tersebut habisnya,” keluh Ratih kepada Riau Pos.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Kota Pekanbaru Ingot Hutasuhut mengakui persoalan kelangkaan ini karena sistem pendistribusiannya. “Dan ini akan terus kami benahi dan berharap semua pihak mendukung untuk menertibkan distribusinya terutama di pangkalan-pangkalan yang bermain,” kata Ingot Hutasuhut kepada Riau Pos, Kamis (26/4).
Ia menyebutkan, banyak laporan masyarakat elpiji datang malam dan pagi habis. Pihaknya juga mengimbau lurah, RT dan RW melakukan pengawasan dan melaporkan ke DPP. (cr4/tya)
Laporan TIM RIAU POS, Kota