PEKANBARU (RP) — Keberadaan Baitul Maal Wa al-Tamwil (BMT) sebagai lembaga jasa keuangan mikro berbasis syariat Islam menunjukkan perkembangan yang baik di Indonesia saat ini. Menunjang pertumbuhan itu sudah saatnya BMT melirik investasi berbasis emas.
Untuk memberi pemahaman tersebut, Kelompok Studi Keilmuan Keislaman Tafaqquh Pekanbaru menghadirkan pembicara nasional yang juga penggagas baitul maal di Indonesia Fathuddin Jafar MA.
Menurut Pembina Tafaqquh Dr Musthafa Umar, seminar itu akan dilaksanakan Rabu (28/3) setelah Maghrib di Aula Masjid Agung Annur Pekanbaru.
‘’Seminar ini terbuka untuk umum. Setelah memahami materi seminar, kami berharap akan hadir di Riau BMT berbasis emas,’’ ujarnya kepada Riau Pos, Senin (26/3)
Sementara itu Fathuddin Ja’far mengemukakan mengapa diperlukan BMT berbasis emas/dinar, karena investasi emas terbukti memberi keuntungan jangka panjang yang menjanjikan. Selain itu emas mampu memproteksi harta dan kekayaan.
‘’Untuk membuktikan betapa dahsyatnya Dinar Islam sebagai mata uang (alat tukar) yang mampu memproteksi nilai harta dan kekayaan kita, tidaklah sulit. Kita bandingkan saja dengan daya belinya terhadap barang kebutuhan manusia, seperti kambing dan bahan pokok lainya, kemudian kita bandingkan pula dengan daya beli uang kertas seperti dolar AS dan rupiah terhadap emas atau Dinar dan barang kebutuhan lainnya,’’ ungkapnya.
Ia memberi ilustrasi, harga emas per gram tahun 1966 adalah Rp20.000. Berarti harga 1 Dinar adalah sekitar Rp 85.00.
Namun pada Agustus 2012 harga per gram emas telah menjadi Rp500.000, atau harga 1 Dinar adalah Rp2.200.000. Artinya dalam kurun waktu 46 tahun, Dinar telah mengalami kenaikan harga tukarnya terhadap rupiah sekitar 2.588 persen atau sekitar 56,26 persen per tahun.
‘’Insya Allah, dalam seminar akan dijelaskan lebih terperinci mengapa pentingnya BMT berbasis emas. Investasi emas ini akan lebih banyak memberdayakan ummat sesuai prinsip-prinsip Islam,’’ katanya.(ira)