PEKANBARU(RIAUPOS.CO) - Sudah jatuh tertimpa tangga lagi. Inilah yang sekarang dialami warga Kota Pekanbaru. Sudah hampir tiga bulan warga menderita karena bencana asap. Kini harus ditambah dengan masalah listrik padam. Tak tanggung-tanggung.
Listrik padam bisa 2 sampai 3 kali sehari dengan durasi dua jam tiap kali pemadaman. PLN pun diingatkan untuk tidak membuat warga bertambah menderita
”Ada apa ini? Apa PLN mau ikutan ‘membunuh’ juga ? Harusnya durasi pemadaman bisa dikurangi,tidak sesering sekarang,” tegas anggota DPRD Kota Pekanbaru Fikri Wahyudi Hamdani kepada Riau Pos, Ahad (25/10).
Sudah tiga bulan masyarakat Pekanbaru bergelut dengan asap ini, dan sepanjang itu pula sudah ada warga yang menjadi korban akibat keganasan asap kekabaran hutan dan lahan. Dan dua pekan terakhir ini kondisinya cukup ekstrem.
”Masa PLN sibuk pula dengan kegiatannya memadamkan listrik. Harusnya ada solusi bagaimana tidak ada pemadaman. Kasihan masyarakat, banyak sekali cobaan yang dihadapi,” sebut FWH.
Dengan kondisi yang terjadi ini, politisi Nasdem ini tampak kesal dengan manajemen PLN dan prihatin dengan apa yang dialami masyarakat Pekanbaru saat ini. Ia menilai, bahwa kinerja PLN WRKR atau area, tidak profesional dan tidak memihak kepada masyarakat.
Melihat apa yang dilakukan PLN menunjukkan kinerjanya tidak profesional, setiap tahun kondisi yang sama terus terjadi dan tidak ada perubahan, dan alasan yang disampaikan tetap saja alasan klasik, dan itu-itu saja.
”Kekeringan lah, kemarau panjang lah, mesin rusak, managemen beban, itu terus tak ada alasan lain. artinya dia sudah tahu apa yang terjadi di tahun berikutnya namun tidak ada antisipasi sebelum hal itu terjadi,” sebeut FWH.
Mestinya sebelum terjadi defisit daya PT PLN sudah melakukan antisipasi seperti menyiapkan mesin cadangan, perbaikan berkala pada mesin dan sebagainya. ”Jangan ketika kondisi kemarau PLN sibuk memperbaiki mesinnya. Kalau ini yang terjadi tentu pemadaman bergilir tak dapat dihindari dan jelasnya menjadi derita masyarakat. Jangan sampai masyarakat marah, harus berubah,” tegasnya.
Untuk itu, kepada manajemen PLN WRKR, ia menegaskan jika dalam beberapa hari kedepan tidak juga bisa mengatasi permasalahan listrik ini, diminta supaya GM PLN yang baru dievaluasi saja.
”Jika dalam beberapa hari ke depan GM PLN WRKR tak mampu untuk menuntaskan persoalan listrik di Riau ini, tentu kita minta kepada Dirut PLN untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja bawahannya tersebut,” tutur FWH.
Menyoal pemadaman yang dilakukan PLN ini, warga nampak gerah dan mengutuk apa yang dilakukan PLN dengan memadamkan listrik ini sebagai perbuatan yang tidak beradab.
”Apalagi pemadaman dilakukan saat Salat Maghrib, ini sangat kelewatan. Belum lagi, listrik padam sama seperti makan obat (tiga kali sehari, red),” sesal warga Panam bernama Yahya.
Sementara itu, Manajer Area Pengatur Distribusi WRKR M Taqwa mengatakan dirinya belum bisa menjamin soal pemadaman ini. Pasalnya saat ini dikatakannya PLTA Ombilin mengalami kerusakan, sehingga defisit makin meningkat menjadi 160 MW.
”Dengan kondisi tersebut terpaksa PLN melakukan penambahan pemadaman bergilir dari 1 kali sehari sampai tiga kali sehari dalam waktu 24 jam,” kata Taqwa.
Disampaikan Manajer Teknik PT PLN WRKR Pintor, akhir pekan lalu bahwa gangguan yang terjadi di PLTU Ombilin, dua mesin PLTU mengalami kerusakan sehingga terjadi defisit. Ditambah lagi dengan kondisi kemarau panjang yang mengakibatkan defisit air menurun.
”Mau tidak mau kami harus menambah perpanjangan waktu padam, dan berapa hari penambahan tersebut ini belum bisa dipastikan karena masa perbaikannya belum tahu berapa lama” jelas Pintor.(gus/yls/sul)