PEKANBARU (RP) - Komplek Stadion Utama Riau menjadi pusat perhatian baru bagi masyarakat terutama kalangan muda-mudi untuk menghabiskan waktu sore hari yang nyaman.
Bahkan, pada malam hari di lokasi Jalan Naga Sakti, Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan ini juga sudah menggeliat yang ditandai dengan mulai menjamurnya pedagang makanan kecil dan minuman. Hanya saja, kompleks ini belum dilengkapi dengan penerangan yang memadai.
Pantauan Riau Pos wartawan terakhir kali sekitar pukul 20.00 WIB Rabu (23/10) malam lalu, para pedagang yang belum seberapa bila dibandingkan dengan pedagang makanan dan minuman di tempat lain, hanya menggunakan penerangan seadanya. Dua kedai yang berada di seberang kompleks juga terkesan apa adanya.
Namun bila datang lebih awal mulai sore hari, lokasi ini sangat ramai oleh muda-mudi yang sekedar menghabiskan waktu atau berolahraga kecil.
Salah seorang warga, Hardiah, yang masih berada di lokasi malam itu menyebutkan, area ini membuat dia nyaman berlama-lama. Selain memang area yang terbuka dan memberikan area pandang yang sangat luas, Jalan Naga Sakti tidak banyak suara kendaraan.
‘’Kalau saya itu tempat mainnya sekarang kalau tidak di (taman) Unri ya di sini. Tapi kalau malam kan di Unri tidak bisa, ya di sini jadi pilihan, kedua-duanya nyaman, dan sedikit jauh dari kebisingan kalau dibandingkan dengan Purna MTQ atau bahkan taman kota di siang hari yang di Diponegoro,’’ ungkap Hardiah. Namun dia sangat menyayangkan karena minimnya penerangan.
‘’Kalau ada lampu lebih bagus lagi, di sini kayaknya kan bekas rawa dan saya takut ular. Jadi mainnya terpaksa di sini-di sini saja,’’ kata Hardiah lagi.
Di tempat dan waktu terpisah, salah seorang pedagang, Sudirman, mengaku sedih tidak bisa berdagang pada malam hari.
‘’Kami pedagang tidak semua dapat berjualan malam hari karena kalau malam tidak ada lampu penerangan. Mereka yang berdagang malam hari pakai lampu sendiri,’’ ungkap Sudirman saat ditemui wartawan Rabu (24/10) petang.
Pengamat perkotaan Ir Mardianto Manan belum lama ini pernah menyarankan agar pemerintah segera membentuk badan pengelola komplek stadion yang menjadi lokasi perhelatan puncak Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII.
‘’Kota Pekanbaru ini kan masih kurang taman dan tempat rekreasi keluarga yang terbuka dan gratis, ada taman kota yang ingin dibangun di Garuda Sakti ternyata tidak berjalan. Komplek stadion utama ini bagus, jalannya besar areanya juga luas, namun harus ada banda pengelola yang jelas, yang akan mengurusi hingga ke bagian kebersihan toiletnya,’’ ungkap Mardianto.
Menurut Mardianto kala itu, sangat sayang bila area di sekitar komplek Stadion Utama Riau ini tidak dikelola dengan baik. Karena menurutnya, area ini berpotensi menjadi pusat keramaian yang diminati masyarakat seperti Purna MTQ.
Hingga saat ini Badan Pengelola Main Stadium dan venue-venue purna PON XVIII belum dibentuk. Namun begitu, Plt Kadispora Provinsi Riau Emrizal Pakis mengatakan, pemeliharaan komplek main stadion dan veneu purna PON tetap dilakukan, hanya saja untuk pembentukan badan pengelola belum dapat direalisasikan pada tahun ini juga.
‘’Kita sedang mempersiapkan badan pengelola Main Stadium dan venue-venue yang ada. Ya, bertahaplah, yang pasti untuk pemeliharaan tetap dilakukan, cuma untuk Badan Pengelola dibentuk pada tahun 2013,’’ ungkap Emrizal.(h)