Contohnya ribuan masyarakat yang berada di Kelurahan Basilam Baru, Kecamatan Sungai Sembilan. Mereka belum merasakan jalan beraspal. Sehari-hari ribuan masyarakat Kota Dumai itu menggunakan jalan tanah. “Tak tahulah kami, kapan kami bisa menikmati infrastruktur jalan, sudah bertahun-tahun jalan seperti ini juga, masih tanah,” ujar Ujang (45) masyarakat setempat.
Ia mengatakan memang ada pemerintah membangun jalan namun hanya bagian depan. Masih ada puluhan kilometer lagi jalan tanah yang harus dilalui. “Kalau saat musim kemarau jalan kami ini berdebu, kalau musim hujan berlumpur,” ujarnya.
Ujang bahkan bertanya-tanya, apakah Pemko Dumai menanggap mereka warga Dumai atau tidak. “Secara administrasi kami ini warga Dumai, tapi sangat sedikit sekali “kue” pembangunan yang kami nikmati,” tuturnya.
Belum meratanya pembangunan infrastruktur jalan juga mendapat sorotan dari kalangan KNPI Kota Dumai. “Jalan merupakan infrastruktur dasar yang memang menjadi hak masyarakat, untuk itu kami minta pemerintah lebih peduli terhadap masyarakat yang berada memang cukup jauh dari kota,” ujar Ketua KNPI Guspian kepada Riau Pos.
Ia mengkritik pemerintah yang tampak lebih mementingkan pembangunan di dalam kota. “Kita lihat di tengah kota, pembangunan jalan cukup banyak, tapi di pinggir kota seperti Kelurahan Basilam Baru jalan saja masih tanah,” ujarnya.
Tidak hanya, itu ketertinggalan masyarakat di pinggir kota tidak hanya di infrastuktur jalan, namun akses internet juga tidak ada. “Kadang saat kami turun ke lapangan, kami miris, lihat jaringan internet tidak ada, untuk itu pemerintah harus memberikan perhatian lebih,” tuturnya.
Sementara itu, Wali Kota Dumai Zulkifli As mengatakan pemerintah daerah tidak tebang pilih dalam pembangunan. “Namun anggaran di Dumai cukup terbatas sehingga pembangunan dilakukan secara bertahap, kami pemerintah tetap fokus dalam pembangunan infrastruktur, kami berharap masyarakat bersabar,” tutupnya.(hsb)