DARI COFFE MORNING TERAKHIR BERSAMA PENJABAT WALI KOTA PEKANBARU SYAMSURIZAL

Syamsurizal: Saya ingin Pekanbaru seperti Los Angeles

Pekanbaru | Kamis, 26 Januari 2012 - 08:30 WIB

Laporan  ADRIAN EKO DESRILIANTO, Pekanbaru adrianeko-d@riaupos.co

Menjelang akhir masa tugas Penjabat Wali Kota Pekanbaru, Syamsurizal menyempatkan diri bersilaturahmi bersama awak media liputan Pemko Pekanbaru.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Mantan Bupati Bengkalis ini akan resmi tidak bertugas lagi dan kembali ke Inspektorat Riau usai pelantikan walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru yang dijadwalkan 26 Januari ini.

Berbagai kesan selama 6 bulan menjabat dijabarkan Syamsurizal didepan peserta Coffe Morning pertama dan terakhir.

Sejak 18 Juli 2011 hingga 26 Januari 2012 atau enam bulan Syamsurizal memimpin jabatan Penjabat Wali Kota Pekanbaru.

Posisinya tersebut ditunjuk Gubernur Riau untuk mengisi kekosongan pemimpin yang harus melewati dua kali pemungutan suara.

Dalam waktu enam bulan tersebut, dia mengakui mengelola Kota Pekanbaru sedikit lebih mudah dibandingkan saat menjadi bupati di Bengkalis selama dua periode. Hanya saja, tidak banyak pembangunan yang bisa diperlihatkan dalam kurun waktu satu semester ini.

‘’Secara fisik lebih mudah di kota, secara politis juga sedikit lebih mudah. Kalau di Pekanbaru saya bisa menjangkau seluruh daerah hanya menggunakan kendaraan. Sementara di Bengkalis saya harus turun naik kapal karena demografinya memang kepulauan. Hanya saja, saat saya masuk ke Pekanbaru memang sudah diselimuti suasana dan hal-hal politis,’’ ujarnya memulai ajang curhat akhir masa tugasnya tersebut.

Satu per satu dijabarkan berbagai hal positif dan hal negatif yang ditemukannya pada pengelolaan sistem pemerintahan yang ditinggalkan Herman Abdullah sebagai wali kota terdahulu. Dia sangat kagum dengan pertumbuhan Kota Pekanbaru saat ini.

Pertumbuhan perekonomian sangat melonjak tinggi dibandingkan sebelumnya. Bahkan dia berani menyatakan apa yang anda cari selalu bisa ditemukan di Pekanbaru.

Namun begitu, dia juga menyayangkan pertumbuhan tersebut ternyata belum diikuti dengan pemerintahan kota yang seharusnya melakukan perluasan wilayah pembangunan.

Padahal, jika hal tersebut bisa dilakukan kemajuan pesat sudah ada di depan mata dan investor akan tertarik menanamkan investasinya yang akhirnya membuka lapangan kerja.

‘’Sepantasnya, kemajuan perkembangan Kota Pekanbaru ini diikuti dengan perluasan wilyah. Jadi tidak bercampur baur antara pertumbuhan ekonomi dan pusat pemerintahan saat ini. Buka lokasi baru seperti di Rumbai, Rumbai pesisir, Tenayanraya atau Tampan menjadi pusat pemerintahan baru. Dengan sendirinya daerah tersebut akan berkembang. Saya ingin, Pekanbaru ini seperti Los Angeles yang bentangan kotanya luas dan maju,’’ tuturnya.

Dengan waktu yang singkat ini pula, berbagai proyek besar untuk kemajuan Kota Pekanbaru disiapkannya.

Di antaranya untuk ke dalam pemerintahaan adalah akuntabilitas pengelola keungan yang sesuai aturan sementara eksternal adalah pembangunan peningkatan pelayanan publik.

Secara fasilitas, dia menyatakan Pekanbaru memang belum lengkap.

Hanya sedikit sekali pembangunan fisik yang ada di Pekanbaru untuk menunjang perkembangan kota, dan beberapa program besar sudah masuk dalam APBD 2012 yang saat ini masih dibahas di DPRD Pekanbaru.

Pengentasan masalah banjir yang tahun 2011 lalu sudah merencam enam kecamatan di Pekanbaru. Pembangunan kanal-kanal serta turap diharapkan mampu menjadi solusi terbaik untuk mengatasi masalah ini dan untuk itu sudah disiapkan anggaran dalam APBD Pekanbaru.

Tidak hanya itu, seiring dengan program tersebut, peninggkatan program Water Front City juga bisa dilaksanakan bersamaan.

Dia berharap, Wali Kota Pekanbaru yang akan dilantik ke depan lebih mengedepankan public service.

Di antaranya manajemen persampahan harus dipikir secara kongkret agar persoalan sampah bisa teratasi.

Kondisi persampahan di Pekanbaru menjadi masalah karena memang tidak simbang antara produksi sampah dengan armada angkutan. Dan itu harus diperbaiki agar manajemen bisa membaik.

Meski begitu, secara kepegawaian dia menilai PNS Pekanbaru cukup baik dan sangat profesional. Tentang tenaga honorer Pekanbaru lebih koorperatif di mana didaerah lain sudah moratorium sementara Pekanbaru masih mengupayakan penganggaran honor honorer di Pekanbaru.

Menurutnya, itu bukan pemborosan, namun sebuah inventasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pekanbaru lebih baik.

‘’Terutama media, sebenarnya banyak yang membuat sebel tapi kita mengerti hal tersebut. Terkadang saya juga membuat kawan-kawan sebel bukan? Bagaimanapun ke depan apa yang ada saat ini diharapkan bisa dilaksanakan dan media yang menjadi sosial kontrol dapat terus mengingatkan jika ada yang salah. Saya minta maaf jika selama kepemimpinan saya ada yang menyinggug dan salah. Saya titip Pekanbaru kepada wali kota yang baru nanti,’’ ujarnya mengakhiri pertemuan.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook