KOTA (RIAUPOS.CO) - Target Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru untuk menyukseskan program pemberian vaksin measles dan rubella (MR) masih jauh dari harapan. Ada beberapa penyebab yang membuat program ini tidak sukses sesuai harapan.
Seperti fatwa haram yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada awal program ini diluncurkan. Meski kemudian MUI memperbolehkan vaksinasi MR karena manfaatnya lebih banyak dari mudharatnya. Tapi para orang tua sudah terlanjur ragu.
Ditambah lagi, ada isu di media sosial yang menyebutkan ada korban mengalami reaksi tidak wajar setelah disuntik vaksin MR itu. Hal itu semakin membuat orang tua risau dan akhirnya memilih anaknya tidak divaksin MR.
Seperti diungkapkan Irda, orang tua salah murid SDN di Kota Pekanbaru di Kelurahan Tobek Godang, Tampan. Ia mengaku, gagalnya capai target vaksin MR ini, karena kesalahan pemerintah sendiri, yang dinilainya tidak tegas mengenai isu-isu yang membuat resah itu. “Kenapa awalnya kemarin ada fatwa dari MUI haram?” tanyanya, kemarin.
Meski setelah itu, pemerintah kembali menyatakan vaksin MR boleh, namun menurut Irda masyarakat sudah terlanjur khawatir. “Belum lagi ada beberapa informasi di medsos, korban vaksin MR di beberapa daerah di Indonesia, meski itu hoax. Namun tingkat kepercayaan masyarakat jadi berkurang,” ungkap Meri, wali murid lainnya.
Meski pemerintah berusaha mengkounter berita-berita negatif tersebut, namun masih banyak masyarakat belum percaya sepenuhnya. “Jadi lebih baik tidak sama sekali. Apalagi sebagian orangtua, sudah lengkap mengimunisasi anaknya sejak lahir hingga batas usia tertentu,” kata Meri.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Zaini Rizaldi mengaku pesimis, di sisa waktu yang ada pighaknya bisa merealisasikan target 95 persen anak-anak divaksin MR. Disebutkannya, hingga pekan ketiga Oktober, capaian pelaksanaan imunisasi vaksin MR baru sekitar 60.386 jiwa dari target 281. 211 jiwa. Ini berdasarkan data dari 21 puskesmas yang ada di Kota Pekanbaru.
Realisasi imunisasi vaksin MR tertinggi terjadi di Puskemas Rumbai Bukit yang mencapai 72,3 persen. Sedangkan yang paling rendah di Puskesmas Sapta Taruna yakni 11, 6 persen.
“Tapi kami akan terus optimis dengan melakukan sosialisasi. Mudah-mudahan terjadi peningkatan dari angka 21,5 persen ini untuk tujuh hari ke depan,” harapnya.
Menanggapi hal ini, anggota Komisi III DPRD Pekanbaru Darnil SH, mengapresiasi kinerja Diskes dan Puskesmas untuk pelaksanaan vaksin MR ini. Meski tidak bisa mencapai target, paling tidak sudah ada upaya pemerintah, dalam mensukseskan program yang sudah digariskan.
“Tentunya ini menjadi evaluasi ke depan, bagaimana merealisasikan target apapun program yang diusung,” tegasnya.(gus)