PEKANBARU

Marwan Yohanis: Gas Melon Jadi Persoalan Pelik di Masyarakat

Pekanbaru | Minggu, 25 Oktober 2015 - 15:59 WIB

Marwan Yohanis: Gas Melon Jadi Persoalan Pelik di Masyarakat

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)-Kebutuhan akan gas elpiji 3 kg masih menjadi persoalan di kalangan masyarakat Riau. Pasalnya gas melon  yang sudah di alokasikan bagi masarakat kalangan menengah ke bawah tersebut tidak pernah sampai ke tangan mereka. Padahal  kuota yang dianggarkan sudah memenuhi sesuai kebutuhan di setiap kecamatan.

Marwan Yohanis selaku Ketua Komisi B DPRD Riau mengatakan pihaknya sudah melakukan langkah-langkah, penghitungan ulang sesuai kebutuhan di kecamatan supaya melakukan penyetokan gas tersebut.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

"Kita sudah berusaha mendorong bagaimana untuk stok ini, pertama dihitung ulang sesuai dengan kebutuhan dan jangan sampai ada penyalagunaan. Artinya gas 3 kg ini di kirim ke daerah lain atau dikonversi dari gas 3 kg ke gas 12 kg.Tentu ini tidak kita inginkan," ujarnya

Pihaknya, kata Marwan, meminta Pertamina dan Disperindgk untuk melakukan pendataan kembali terhadap masarakat yang membutuhkan gas tersebu dan  pengalokasiannya sampai kepada tujuan masarakat yang membutuhkan.

" Itu sudah menjadi hukum pasar,yang jelas kita meminta kepada Pertamina dan Dinas terkait untuk melakukan pendataan lagi, biar jelas masyarakat yang membutuhkan itu berapa jumlahnya, supaya tidak lagi terjadi kelangkaan seperti ini," jelasnya

Terkait adanya permainan pihak pihak yang tidak bertanggung jawab, ia mengatakan juga meminta dinas terkait untuk  melakukan pemantauan langsung ke lapangan. Dirinya meminta meminta kepada pihak yang berwenang untuk menindak pangkalan gas yang melakukan kecurangan atau bahkan jika kedapatan  mencabut izin usahanya.

"Nah ini yang kita minta untuk ditindak lanjuti. Makin tinggi permintaan makin sedikit ketersediaan. Tentunya harga pasti tinggi, akan tetapi stok banyak permintaan kurang harga pasti standar," tutupnya.

Laporan: Doni Afrianto

Editor: Yudi Waldi









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook