(RIAUPOS.CO) - Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut meninjau di Pasar Rumbai, Senin (24/9). Sidak itu bukan hanya untuk memantau perkembangan harga sembako, namum lebih terfokus pada unit pengelolaan sampah (UPS) di pasar itu.
Ingot melihat unit pengelolaan sampah di pasar tersebut terbuang percuma. Kondisi itu yang juga terjadi di pasar-pasar tradisional lainnya. Ide brilian muncul dari kondisi tersebut. Ke depan pemerintah akan mengambil alih pengelolaan UPS di semua pasar yang ada di Kota Pekanbaru. Sampah dipisahkan sampah plastik dan sampah organik diubah jadi bahan baku industri.
“Pemko Pekanbaru berencana mengelola UPS di pasar-pasar yang ada di Pekanbaru dengan menggunakan sistem teknologi masaro (manajemen sampah zero). Metode masaro adalah metode pengelolaan sampah plastik dan organik menjadi bahan baku industri. Seperti pupuk dan bahan kimia tertentu. Kegiatan Masaro ini diupayakan menggunakan dana CSR,” ujar Ingot Hutasuhut didampingi Kepala Bidang Perdagangan Juarman kepada Riau Pos, Senin (24/9).
Ia mengatakan pengelolaan UPS di pasar-pasar memang masih belum dimanfaatkan dengan baik. Melalui metode itu limbah sampah organik dan nonorganik lebih bermanfaat. Sistem ini dinyakini akan menjadi percontohan bagi daerah lainnya bahkan hingga tingkat nasional.
“UPS di pasar-pasar yang ada di Pekanbaru terkesan terbuang percuma saja. Sistem pengelolaan di TPA dengan menggunakan incenerator dirasa kurang tepat saat ini,” katanya. Masaro juga berdampak positif bagi proses penghancuran sampah plastik yang lama terurai. “Nah dengan teknologi Masaro diyakini dapat me-recycle dan reuse (menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan, red) terutama sampah plastik yang lambat sekali penguraiannya menjadi bahan kimi a dan bahan bakar,” katanya.(ade)