KOTA (RIAUPOS.CO) - Pariwisata berbasis halal saat ini terus dikembangkan dibeberapa negara tujuan pariwisata termasuk di Indonesia. Kota Pekanbaru sendiri mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata karena nilai kebudayaan Melayu yang masih kental dan juga identik dengan Islam.
Anggota Tim Percepatan Perkembangan Pariwisata Halal Kementerian Pariwisata Republik Indonesia R Wisnu Rahtomo usai menjadi pembicara pada kegiatan sosialisasi usaha pariwisata halal di Hotel Pesonna, Pekanbaru, Senin (24/9) mengatakan, pariwisata halal di tanah Melayu ibarat seorang gadis yang hanya tinggal diberi lisptik saja.
“Ibaratnya kalau produk pariwisata itu adalah seorang gadis, konsep pariwisata halal itu hanya tinggal memberi lipstik untuk mempercantik saja. Jadi semua produk pariwisata di tanah Melayu ini sudah ada, hanya tinggal disesuaikan dengan kebutuhan umat musim dengan standar global,” katanya.
Dijelaskan Wisnu, konsep pariwisata halal sebenarnya tidak harus semua hal dikelola oleh orang yang beragama Islam saja. Namun pariwisata halal sebenarnya adalah cara untuk menyambut wisatawan muslim yang memerlukan pelayanan dan fasilitas sesuai dengan syariat agama.
“Jadi, wisata halal tidak harus semua karyawan memakai jilbab, tapi adalah sebuah branding untuk menerima wisatawan muslim. Seperti menyiapkan produk-produk yang sesuai keperluan mereka,” jelasnya.