PEKANBARU (RP) -Pemadaman listrik yang dilakukan Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Kota Pekanbaru membuat beberapa jalan yang memiliki traffic light mengalami kemacetan dan kendaraan menumpuk.
Hal tersebut terlihat setiap pukul 15.00 WIB di persimpangan Jalan Arifin Ahmad-Soekarno-Hatta dan Simpang Pasar Pagi Arengka.
Meski tidak ada petugas yang standby di lokasi tersebut, pengemudi kendaraan tidak perlu khawatir karena banyak ‘polisi’ yang siap melepaskan kendaraan dari kondisi macet tersebut. Hanya saja polisi ini bukan polisi sebenarnya karena polisi ini harus membayar minimal Rp1.000.
Mereka memang bukan polisi yang berwenang mengatur masalah jalan melainkan masyarakat biasa. Bahkan, beberapa di antaranya ada yang merupakan anak jalanan serta ada pula anak-anak yang usianya masih di bawah 17 tahun. Dengan kondisi macet tersebut, beberapa orang langsung menuju ke tengah.
Dengan beberapa teman lainnya, mencoba mengarahkan kendaraan untuk tidak menumpuk di tengah-tengah persimpangan. Dari beberapa orang tersebut, ada juga yang mengarahkan kendaraan lainnya agar bisa terbebas dari kemacetan yang sudah terjadi sejak tiga hari yang lalu. Tapi itu semua tidak gratis.
Dengan promisi bisa membuat kendaraan bebas dari kemacetan mereka menarik tarif minimal Rp1.000.
‘’Mau keluar pak. Biar kami bantu, tapi Rp1.000 dulu ya. Ini kelihatannya lama pak,’’ tegur salah seorangkepada Riau Pos yang berada di dalam kendaraan ramah. Memang tidak ada paksaan dari mereka, tapi untuk yang sudah membayar akan menjadi prioritas kendaraan untuk lewat dan dengan sigap mereka menghentikan kendaraan yang ukurannya besar-besar tersebut.
Sementara yang tidak bayar dibiarkan saja lama mengantre meski akhirnya lepas juga dari belengku kemacetan akibat lampu lalu lintas yang padam.
Ada masyarakat yang pro kontra dengan kondisi tersebut. Salah satunya, Anwar salah seorang pengendara yang mengaku mendukung apa yang dilakukan mereka tersebut. Jka tidak ada orang seperti mereka, semua kendaraan akan berada di dalam kemacetan dalam waktu yang lama.
Pasalnya, tidak ada satupun aparat hukum baik lantas maupun Dishub turun untuk mengatasi masalah ini.
‘’Lebih bagus seperti ini, ada juga yang membantu meski harus bayar. Daripada menunggu dan mengatre, saya yakin akan lama karena tidak ada yang mau mengalah,’’ katanya.(eko)