DI BALIK JUARA UMUM KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELURAHAN SIMPANG BARU

Buru Sampah, Rutin Gotong-royong sampai Bentuk Forum RT-RW

Pekanbaru | Selasa, 25 Juni 2013 - 10:20 WIB

Laporan HENDRAWAN, Kota hendarawan@riaupos.com

Di balik keberhasilan Kelurahan Simpang Baru mendapatkan juara umum kebersihan pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-229 Kota Pekanbaru, ternyata ada Lurah-nya yang suka menguber-uber tumpukan sampah tapi juga diuber-uber warganya jika ada masalah.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Akhir tahun 2012 lalu Riau Pos kembali terkenang dengan sosok seorang perempuan yang pagi-pagi di salah satu titik tumpukan sampah di Jalan HR Soebrantas terlihat tidak tenang.

Dengan memakai pakaian dinas warna kecokelat-cokelatan, wanita ini terlihat terus berbicara separuh mengomel, pasalnya tak jauh dari kantornya ada sampah yang menumpuk.

Bagi dia dan para pegawainya, ini adalah pelecehan, karena sampah menumpuk kurang dari 100 meter dari kantor tempatnya berdinas. Dialah Lurah Simpang Baru,  Liswarti,  yang selalu mengejar-ngejar tumpukan sampah sepanjang tahun lalu.

Saat ditemui wartawan kala itu, Liswarti langsung curhat soal tumpukan sampah itu. Kendati ‘’pasukan kuning’’ sudah hampir selesai membereskan hal yang mengganggunya, dia terlihat masih kesal.

Bagaimana tidak, tumpukan ini bukan sekali saja, tapi sudah dua kali dia lihat. Apalagi pada pagi itu, Liswarti sempat melihat lokasi itu bersih, karena sampah sudah diambil petugas kebersihan. Namun, belum sampai dua jam berikutnya, sampah sudah kembali menggunung.

Saat itu juga dia langsung menghubungi satu pleton pasukan kuning, tidak hanya mengangkat sampah, tapi menebas semua area langganan tumpukan sampah itu.

‘’Tengoklah la itu dik, spanduk itu saya pasang dua atau tiga hari lalu, jelas tulisannya jangan buang sampah disini, ada ancaman denda juga. Eh, malah ada yang merusaknya,’’ ujar Liswarti seraya menunjuk ke arah spanduk robek yang dipasangnya.

Justru yang dikesalkan Liswarti adalah warga yang membuang sampah tidak sesuai jadwal, sampah dibuang di saat petugas kebersihan sudah melewatkan jadwal ambil sampah.

Tidak hanya di titik ini, Liswarti melalui jaringan RT-RW-nya terus mengejar lokasi setiap ada sampah dan tidak lupa memasang spanduk peringatan untuk titik rawan tumpukan. Dia dan rekan sejawatnya di kelurahan semakin ‘’berkeringat’’, karena disaat bersamaan, Riau Pos juga sangat rajin memberitakan tumpukan sampah beserta foto-fotonya.

Untuk mengatasi tumpukan sampah ini, dipicu juga oleh genangan air akibat musim hujan, Kelurahan Simpang Baru mulai merutinkan gotong royong bersama masyarakat dengan berpindah-pindah tempat setiap pekannya.

Tidak hanya melibatkan masyarakat sekitar, Keluarahan Simpang Baru juga rajin mengajak serta  ‘’pasukan kuning, Brimob dan bahkan TNI untuk ambil bagian.

Belakangan, untuk melancarkan komunikasi, lurah juga membentuk forum RT-RW yang disahkan secara resmi.

Melalui forum ini, kata Liswarti, tidak hanya persoalan sampah, jalan berlobang, banjir sampai laporan warga soal pembangunan ruko bermasalahpun bisa dikomunikasikan dengan cepat.

Sebaliknya, jika soal sampah lurah suka mengejar-ngejar warganya, justru untuk masalah lain seperti parit tersendat, banjir dan jalan berlobang, giliran lurah yang jadi bulan-bulanan tempat mengadu.

Ini juga membuat Liswarti tidak tenang dan merasa terus dikejar-kejar agar cepat menyelesaikan masalah yang dihadapi bersama. Misalnya, banjir Tabek Gadang yang memerlukan box culvert, atau yang terbaru adalah pembangunan ruko yang menutup parit.

Liswarti bersama Sekretais Camat Tampan yang diuber-uber warga yang terkena dampak tertutupnya parit di depan ruko Jalan Garuda Sakti, terlihat tidak tenang sebelum masalahnya selesai.

Dengan menggandeng tokoh masyarakat setempat dan kecamatan, akhirnya lurah ini berhasil mengajak pemilik ruko puluhan pintu untuk menandatangani kesepakatan agar parit digali kembali.

‘’Warga sudah marah-marah, mengancam mau bakar ruko kalau parit tidak digali lagi, siapa yang tidak khawatir,’’ ungkap Liswarti kala itu.

Soal ruko ini katanya, warga sekitar juga terlihat sudah emosi, sebab sejak ruko itu berdiri mereka selalu terkena banjir.

Berbagai usaha Kelurahan Simpang Baru ini ternyata berbuah hasil yang ditandai dengan pengumuman lomba tahunan berbagai bidang, termasuk untuk urusan Ketertiban, Kebersihan dan Keamanan (K3).

Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan dinyatakan keluar sebagai peraih juara umum. Simpang Baru tahun ini sukses mengakusisi juara satu sebagai kantor lurah terbersih di Pekanbaru dan juara satu kelurahan dengan Lingkungan Bersih dan Sehat (LBS) se-Kota Pekanbaru.

‘’Kami sama-sama berharap tidak merasa puas dengan prestasi yang didapat ini. Untuk ke depannya, ini akan lebih berat lagi untuk mempertahankannya. Terima kasih kepada pegawai Kelurahan Simpang Baru yang selalu kompak dan kepada keluarga besar se-Simpang Baru dan Forum RT-RW. Terima kasih pribadi dari saya terutama warga Perumahan Cendikia dan Perumahan Cendrawasih, Simpang Baru,’’ kata Liswarti usai menerima penghargaan langsung dari Wali Kota Pekanbaru, Ahad (23/6) pagi.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook