PEKANBARU (RP) — Kabut asap yang kini menyelemuti Kota Pekanbaru diduga merupakan kiriman dari kebakaran lahan dan hutan di kabupaten tetangga.
Karena dari hasil pantauan Dinas Pemadam Kebakaran di lapangan belum ditemukan adanya titik api di Kota Pekanbaru.
‘’Kami belum ada ada menerima laporan terjadi kebakaran lahan kosong yang ada di Pekanbaru. Terakhir kemarin kami dapat laporan ada lahan yang terbakar di kawasan Rumbai. Tapi setelah kita cek ke lapangan, ternyata tidak benar,’’ ungkap Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Pekanbaru, Drs H Syafril Nawawi kepada Riau Pos, Sabtu (23/6) di sela-sela menghadiri Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kota Pekanbaru, bersempena Hari Jadi Kota Pekanbaru ke-228 di gedung DPRD Kota Pekanbaru.
Namun kata Syafril, ada beberapa wilayah di Pekanbaru yang mesti diwaspadai rawan kebakaran seperti tahun-tahun lalu. Antara lain lahan kosong yang berada di sekitara Jalan Parit Indah dan juga wilayah menuju Terminal Bandar Raya Payung Sekaki.
Kemudian lahan yang sering terbakar adalah lahan di sekitar Jalan Srikandi dan disekitar Jalan Tuanku Tambusai ujung.
Sementara terkait kesiapan armada pemadam kebakaran sendiri menurutnya selalu standby di posko pembantu meski pihaknya tidak melakukan patroli rutin terhadap wilayah yang lahan rawan terbakar.
‘’Kami imbau kepada masyarakat jangan melakukan pembakaran lahan, dan jangan membuang putung rokok yang masih menyisakan api ke lahan yang dianggap mudah terbakar,’’ ujarnya.
Di tempat terpisah, meski kabut asap sudah beberapa hari ini menyelimuti Kota Pekanbaru, namun Kepala DinasDinas Kesehatan Kota Pekanbaru, dr H Dahril Darwis mengatakan, sampai sejauh ini kabut asap yang ada belum membahayakan bagi kesehatan manusia, kecuali bagi mereka yang sensitif.
Pernyataan ini berbanding terbalik dengan pernyataan Kasi Surveiland dan Krisis Bencana Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, dr M Nafiri MKL, yang memperkirakan kepekatan kabut asap di Pekanbaru sudah melebih dari 100, bahkan ISPUnya diperkiran sudah mencapai 200.
‘’Kita menganggap sekarang kabut asap yang terjadi di Pekanbaru belum dalam kondisi membahayakan. Kemarin saya melihat ada keterangan salah seorang petugas dari Badan Lingkungan Hidup yang mengatakan, diperkirakan kepekatan asap yang melanda Kota Pekanbaru baru ISPU-nya baru mencapai 62. Artinya ini masih belum membahayakan. Walaupun BLH sendiri dalam melakukan pemantauan melakukan pengolahan data dengan cara manual. Karena alat yang digunakan untuk memantau ISPU sekarang ini dalam keadaan rusak,’’ terangnya.
Pada intinya terang Dahril, jika kondisi asap di Pekanbaru sudah membahayakan, dan sudah di atas 100, maka Dinas Kesehatan melalui Puskesmas akan melakukan pembagian masker kepada masyarakat yang datang berobat.
‘’Sekarang stok masker kita di masing-masing Puskesmas masih ada sekitar 200,’’ ujarnya.(lim)