Laporan ADRIAN EKO DESRILIANTO, Pekanbaru adrianeko-d@riaupos.co
Jalan di belakang Kantor Wali Kota Pekanbaru kerap dijadikan tempat berpacaran. Minimnya lampu penerangan menjadi salah satu penyebabnya..
Malam di Kota Pekanbaru dihiasi dengan berbagai lampu hias dan tugu yang cantik di sudut-sudut kota. Jalan yang terang memberikan kenyamanan kepada pengguna kendaraan yang melaluinya.
Bahkan, beberapa daerah pinggiran saat ini sudah tidak gelap lagi karena diterangi lampu-lampu jalan. Namun ironinya, hal tersebut justru tidak terlihat di jalan yang berada tepat dibelakang Kantor Wali Kota Pekanbaru.
Suasana yang remang-remang, plus banyaknya pepohonan rindang di pinggir jalan menjadikan lokasi ini tempat favrit bagi pasangan muda-mudi untuk memadu kasih.
Saat Riau Pos melalui Jalan Cut Nyak Dien menuju ke taman kota yang berada tepat di belakang Pustaka Soeman HS Pekanbaru, tidak sedikit terlihat samar-samar badan dua orang berlainan jenis duduk diam di bawah pohon yang mulai rindang.
Karena hanya cahaya dari bangunan-bangunan kantor di sekitar jalan tersebut dan tidak ada lampu jalan yang menyinari, membuat aktivitas mereka tidak bisa terpantau secara jelas.
Berbagai posisi duduk terlihat ditrotoar yang berada tepat di belakang kantor wali kota tersebut. Ada yang duduk berdua saling hadap di atas kendaraan roda dua, ada yang duduk membelakangi sepeda motor agar tidak terekam aktivitas mereka, bahkan ada yang santai berbaring seperti di pantai dipangku oleh pasangannya.
‘’Di sini sudah biasa hal macam itu. Kami sudah muak melihatnya dan setiap malam pasti ada. Mau dimarahi atau dilarang mereka banyak. Sepanjang jalan ini, hitung saja sendiri. Karena sudah seperti itu kami biarkan saja. Padahal Satpol PP sudah berkali-kali mengamankan mereka,’’ ujar Ridho, salah seorang pengunjung taman Kota Pekanbaru.
Benar saja, saat dilakukan hitungan secara manual tidak kurang 20-25 pasangan terlihat berjejer di antara pepohonan di jalan tersebut. Ada yang duduk berpasangan lelaki dan perempuan, namun ada juga yang sesama jenis berkumpul untuk ngobrol bersama.
Meski aksi mereka tidak terpantau oleh mata, namun tidak sedikit masyarakat yang lewat melihat aksi tidak pantas dilakukan di keremangan areal pusat pemerintahan Kota Pekanbaru ini.
‘’Apalagi yang mereka lakukan kalau gelap-gelap begitu. Berpasangan lagi, laki-laki perempuan, semua pasti sudah tahu. Kalau mau santai kenapa tidak di mal atau tepat yang terang. Bahkan rela mengantre untuk ganti-gantian duduk hingga malam hari di sana. Dah macam hantu longgok,’’ ujar seorang pengguna jalan bernama Muhamad Rizik, yang mengaku risih setiap kali lewat jalan terebut di alam hari.
Memang selama berada di sana, beberapa ‘pengunjung tetap’ lokasi tersebut nyaris tidak pernah diganggu oleh siapapun. Bahkan Satpol PP Pekanbaru yang bertugas menjaga Kantor Wali Kota Pekanbaru tidak melakukan tindakan sama seklali. Sekali lagi, ketegasan Pemko untuk menciptakan kota yang bersih dari maksiat perlu pembuktian.***