PEKANBARU (RP) - Kendati sering dikeluhkan pengendara dan masyarakat setempat, ternyata kondisi Jembatan Srikandi belum kunjung diperbaiki. Padahal perbaikan oprit Jembatan Srikandi tersebut telah dianggarkan sebesar Rp600 juta pada APBD 2013.
Tak jarang kendaraan roda empat yang melintasi jembatan gardanya tersangkut. Pembatas aspal dengan jembatan turun, sementara sisi jembatan naik hingga 25 Cm.
Tak ada sisi jalan yang bisa pilih oleh pengendara, kendaraan sepeda motor saja dapat tersangkut apalagi mobil. Perlu kehati-hatian untuk melintas jembatan tersebut.
‘’Sebenarnya sudah dianggarkan di APBD, tetapi dinilai masih belum mencukupi, karena perbaikan tidak bisa hanya ditambal aspalnya saja,” kata Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Pekanbaru, Ahmad Ridha kepada Riau Pos, Selasa (23/7) di Kantor PU Kota Pekanbaru.
Ditambahkannya, karena dinilai anggaran APBD tidak mencukupi, maka diputuskan perbaikan ditunda sampai dengan waktu yang tidak ditetapkan. Karena akan kembali diajukan anggaran pada APBD- Perubahan.
Perbaikan direncakan akan dilakukan menyeluruh.
Akan dibangunan beton untuk menopang bagian dasar jembatan. Sehingga beton tersebut dapat menahan sisi pembatas aspal dengan jembatan tak turun lagi.
‘’Kondisi itu terjadi mengingat kondisi tanah dasar yang berupa tanah gambut. Jika dilakukan penambahan maka dikhawatirkan bakal terjadi oprit kembali,’’ ujarnya.
Kemudian arus lalu lintas yang melintas di jembatan tersebut pasti dilalui kendaraan yang melalui Jalan Srikandi dan Jalan Delima.
Pasalnya, jalur tersebut merupakan jalan alternatif satu-satunya yang bisa langsung memotong tembus di Jalan Air Hitam (belakang Mal SKA).
Salah satu penyebab oprit jembatan diduga karena pembangunan awal jembatan kurang perencanaan yang matang. Alhasil, jembatan yang dibangun sekitar 2009 menuai masalah.(ilo)